Popular posts

What we wrote..

We're learn, write, act, then apply

SECOND

You're visitor to

Powered by Blogger.

Followers

WE ARE...

My photo
Surabaya, East Java, Indonesia
Safety Engineering at Surabaya Shipbuilding State of Polytechnic

Search what you want to find! Enjoy.

Archive for May 2013

Mengapa penerapan Manajemen K3 itu penting?

Monday, May 27, 2013
Posted by Safety Engineering - PPNS - ITS
Sebuah Resume Jurnal Tetang : Health and safety management in olive oil mills in Spain (Kesehatan dan keselamatan kerja di pabrik minyak zaitun di Spanyol)
Negara Spanyol adalah salah satu negara penghasil minyak zaitun. lebih dari 14% dari lahan pertanian Spanyol dikhususkan untuk kebun zaitun atau, sebaliknya, lebih dari 25% dari kebun zaitun di dunia.Dari jumlah tersebut, 2.299.322 ha (lebih dari 93% dari perkebunan zaitun) yang dikhususkan untuk produksi zaitun untuk Almazara (minyak zaitun pabrik di Spanyol), yaitu untuk produksi minyak zaitun. Di negara tersebut produksi minyak 2,2 kali lebih tinggi di bandingkan negara italia (negara peringkat ke dua dalam produksi minyak zaitun). Informasi terkini yang diperoleh adalah tentang kesehatan dan keselamatan kerja serta manajerial dari Industri tersebut tidak begitu bagus (kurang).
Pada jurnal ini telah di bahas beberapa pembahasan yang perlu kita ketahui tetang kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja di industri miyak zaitun. Terkait dengan adanya beberapa kejadian yang berkembang bahwa kebijakan manajemen gagal memenuhi beberapa persyaratan penting memadai, seperti resiko mengenai paparan kebisingan, dan langkah-langkah darurat, perwakilan buruh yang terpilih hanya dalam satu dari tiga pabrik minyak zaitun.
Dari penelitian  yang telah di teliti di idustri minyak zaitun tersebut. Diperoleh beberapa fakta yakni.  Adanya pembagian jadwal shift 2 atau 3 diperlukan ketika adanya musim panen zaitun. Dengan adanya pembagian shift tersebut juga menambah tenaga kerja. Dengan cara dengan melakukan outsourcing pada pihak tertentu. Dan di awasi oleh konsultan eksternal namun tidak semua tindakan pencegahan dilakukan oleh kosultan tersebut seperti halnya persyaratan yang sesuai pada ergonomi, psychosociology dan medical check-up. Akibatnya, beberapa masalah sering diabaikan, terutama yang berhubungan dengan ergonomi dan psychosociology.
Kemudian  dari segi sistem manajemen bahwa adanya beberapa laporan yang dibuat hanya sebagai formalitas saja seperti Laporan Penilaian Resiko dan juga Rencana Aksi Pencegahan karena hanya setengah dari pabrik zaitun  yang  memiliki program tindakan darurat dan hanya seperlima yang dari mereka yang seperlima dari mereka mengaku memiliki sumber daya pencegahan (safety monitor) untuk tugas-tugas atau situasi yang melibatkan risiko khusus. dengan hal ini dapat menjelaskan bahwa mengapa sebagian besar kecelakan terjadi di pabrik zaitun karena tidak adanya evaluasi resiko sehingga pencegahan-pencegahan bahaya seperti aktivitas fisik yang berlebihan atau kontak kulit atau mata dengan zat-zat berbahaya, kurang begitu diperhatikan.
Dan ternyata bukti-bukti menunjukkan bahwa, seperti dalam sisa sektor produktif di Spanyol, kebanyakan penyakit akibat kerja di pabrik minyak zaitun tidak pernah diberitahu. Akibatnya, tidak ada data yang dapat diandalkan atas insiden yang mempengaruhi kesehatan pekerja. Dalam hal ini, beberapa survei memperkirakan bahwa di Spanyol hanya 17% dari kasus penyakit akibat kerja akan diberitahu, 99% dari yang kurang penting. Meskipun dua kasus realistis kematian akibat penyakit akibat kerja diberitahukan pada tahun 2004, perkiraan menunjukkan bahwa angka yang sebenarnya 16.100 kasus. Contoh lain menyangkut tidak dilaporkannya kasus brucellosis kerja. Menurut beberapa peneliti, kemungkinan bahwa sampai 90% dari jumlah sebenarnya dari kasus yang tidak diberitahu
Dan juga Sebuah studi yang dilakukan oleh “Centre for Bahaya dan Risiko Manajemen Sekolah Bisnis Loughborough di 24 perusahaan (15 dari mereka memiliki 20 karyawan atau kurang) menarik mengungkapkan bahwa hanya 9 dari mereka menerapkan kesehatan kerja yang memadai dan kebijakan keselamatan dan hanya 16 telah melaksanakan yang benar penilaian risiko ( Walker dan Tait, 2004 ). Hasil serupa telah diperoleh dalam penelitian yang dilakukan pada perusahaan manufaktur ( Rubio-Romero dan Benavides, 2002 ), di mana sebagiana besar dari mereka untuk  penilaian risiko spesifik dan pelatihan pekerja untuk menghadapi risiko terbukti tidak memadai.
 Di lain sisi, variasi tinggi pada jumlah pekerja selama setahun juga merupakan alasan untuk dipertimbangkan. Alasan-alasan ini membuat integrasi kebijakan kesehatan dan keselamatan sulit dalam pabrik minyak zaitun. Kemudian Mereka harus menyediakan alat yang tepat untuk menganalisis risiko kerja mereka dan merencanakan kegiatan pencegahan konsekuen.  Untuk Mengetahui dampak studi ini pada sektor ini. Karena sampai sekarang tidak ada data yang spesifik atau studi telah tersedia pada kesehatan dan standar keselamatan pengelolaan pabrik minyak zaitun.


By: Grisma Fistalika Huda 
NRP: 6512040105

Muskuloskeletal Merupakan Silent Killer pada Perawat

Wednesday, May 22, 2013
Posted by Safety Engineering - PPNS - ITS

Tahukah anda apa itu Muskuloskeletal ? Muskuloskeletal adalah sistem kompleks yang melibatkan otot-otot dan kerangka tubuh, termasuk sendi, ligamen, tendon, dan saraf. Banyak penyakit yang berhubungan dengan muskuloskeletal, diantaranya osteomalacia, scoliosis, osteo mielitis, osteo arthtritis, rheumatoid, spondylitis, strains, dislokasi dan sublukasi, kelainan otot bahkan kanker tulang. Penyakit – penyakit tersebut disebut dengan muskuloskeletal disorder (MSDs). MSDs disebabkan karena dilakukannya pekerjaan yang berulang –ulang dan tidak ergonomi. Kebanyakan dari kita, tidak mengetahui seluk beluk MSDs. Sehingga kita sering mengabaikan sikap ergonomi saat bekerja ataupun beraktifitas, dan akibatnya tanpa disadari MSDs menyerang kita.

Apakah anda seorang perawat ? jika iya, maka anda harus lebih berhati – hati karena di Amerika Serikat didapatkan data bahwa penyakit ini sering menyerang para perawat, bahkan tingkat kecelakaan kerja dan PAKnya lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja pada industri swasta. Penelitian tersebut melibatkan 16 laki-laki dan 2 perempuan. Di dalam penelitian mereka melakukan pekerjaan para perawat. Seperti mendorong dan menarik alat, reposisi atau mengubah pasien dan mentransfer pasien masuk dan keluar dari tempat tidur secara manual.

Pada saat penelitian tubuh peserta dipasang alat, yaitu elektromiografi dan Nasa Task Load Index. Permukaan elektromiografi digunakan untuk penilaian obyektif kelelahan neuromuskuler dan NASA Task Load Index (TLX) digunakan untuk mengukur beban kerja subyektif. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa pekerjaan yang dilakukan para perawat dapat menyebabkan kelelahan neuromuskuler otot leher atau MSDs.

      Pekerjaan yang berhubungan dengan nyeri leher diyakini memiliki etiologi multidimensi. Di antara para perawat, faktor risiko yang sering dikaitkan terdiri dari tuntutan fisik dan psikososial. Selain kelelahan otot leher yang diderita, petugas kesehatan juga mengalami tingkat stres psikososial yang tinggi karena adanya faktor-faktor seperti kelebihan kognitif, bekerja di bawah tekanan waktu, konflik dengan pasien dan keluarga pasien, perbedaan pendapat dengan manajemen, perbedaan pendapat dengan dokter , dan hubungan dengan pasien yang menderita dan kematian.

       Dapat disimpulkan bahwa gabungan kelelahan fisik dan psychosocial stres akan memicu kelelahan otot dini, yang dapat menyebabkan kelelahan dan peningkatan risiko gangguan muskuloskeletal.

Oleh: Septya Muna Sahara 
NRP: 6512040120

Seberapa Pentingkah Sebuah Pertanda?

Posted by Safety Engineering - PPNS - ITS


Ditulis oleh : Ismi Solikhatun
Mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
Jurusan Teknik Keselamatan Dan Kesehatan Kerja


Tahukah kalian arti penting sebuah pertanda dari suatu kejadian itu? Terutama pada sistem perkeretaapian bawah tanah?
Seperti kita ketahui, banyak kota kota besar di dunia mempunyai system kereta api bawah tanah atau subway station yang memberikan altenatif transportasi yang nyaman dan aman bagi penumpangnya. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan oleh semakin meningkatnya populasi di dunia menyebabkan negara-negara besar mulai berlomba-lomba membangun jalur rel kereta api bawah tanah yang lebih luas. Jika demikian, hal ini pastinya akan mempengaruhi kinerja yang bersangkutan dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Maka dari itu, diperlukan suatu tindakan pencegahan lebih dini untuk mencegah terjadinya bahaya yang tidak terduga. Kita bisa mengenali bahaya jika kita mengetahui apa itu sebuah pertanda kejadian. Pertanda bukanlah suatu objek ataupun benda hidup. Pertanda adalah suatu kejadian yang mengawali segala sesuatu itu. Pertanda dalam suatu kejadian dalam hal ini biasa disebut dengan prekursor. Setiap kecelakaan dan kematian yang terjadi akibat suatu pekerjaan harus diidentifikasi risiko dan potensi bahaya dari sebuah prekursor tersebut.
Gambar 1: peta persebaran stasiun kereta api bawah tanah
Dengan menurunkan frekuensi prekursor, kemungkinan jumlah insiden dan kecelakaan akibat kereta api dapat dikurangi.  Untuk mengurangi resiko tersebut maka dibutuhkan sistem keamanan yang bertujuan menangani perilaku, sikap budaya, teknis, operasional dan metodologikal elemen. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Miltos Kyriakidis, Robin Hirsch dan Arnab Majumdar,  mahasiswa Imperial college di London dengan memberikan kuisioner kepada pihak stasiun kereta api bawah tanah. Terdapat 27 prekursor yang dianalisis selama periode 2002-2009 dan hasilnya jatuh dalam enam kategori yaitu : kinerja manusia, kegagalan teknik, penumpang, kebakaran, tindakan berbahaya dan tindakan manajemen. Untuk menilai tingkat keselamatan pada sistem kereta api bawah tanah dapat dilakukan dengan memberikan sebuah kuisioner yang menyangkut tentang publikasi laporan keselamatan, periodisitas dan pemantauan keamanan, prioritas insiden terkait dengan keselamatan, upaya untuk mengurangi risiko dan menghindari insiden, deskripsi prosedur keselamatan dan pemantauan risiko yang masih tertinggal.
Gambar 2 : stasiun kereta api bawah tanah di New York City, AS

Skor yang didapatkan merupakan pengumpulan tingkat keselamatan sistem perkeretaapian bawah tanah. Berdasarkan skor tersebut maka untuk meningkatkan sistem keselamatan pada perkeretaapian di setiap prekursor yang ada dapat dilakukan beberapa hal berikut ini:


1.      Memberikan prosedur operasi, pelatihan dan kontol yang lebih penting daripada perubahan sikap pegawai.
2.      Menerapkan sistem rekayasa yang baik.
3.      Memberikan fasilitas keamanan atau desain dan manajemen yang baik pada penumpang seperti layar penunjuk, pintu platform, dan lift tambahan (elevator) sehingga orang rentan tidak perlu menggunakan eskalator, diperlukan juga rel panduan di tengah tengah tangga yang lebar agar pengunjung tidak kebingunan.
4.      Membuat sistem ticketing yang baik untuk mengurangi tindakan ilegalisme dan kecurangan.
5.      Memberikan larangan merokok pada pengunjung atau larangan membawa bahan yang dapat memicu terjadinya kebakaran.
Dengan menerapkan beberapa langkah tersebut di atas, maka anda pasti setuju bahwa dapat dipastikan risiko kecelakaan akibat sistem perkeretaapian yang salah baik dari pihak manajemen ataupun pengunjungnya dapat dikurangi. Sehingga dapat mengurangi biaya kerugian yang akan dikeluarkan pihak manajemennya. Dan pada akhirnya sebuah prekursor sangat penting dan wajib kita kenali lebih dini sebelum kecelakaan itu terjadi.

Referensi:
Kyriakidis M. dkk, 2011. Metro railway safety: An analysis of accident precursors. Centre for Transport Studies, Department of Civil and Environmental Engineering, Imperial College London, London SW7 2AZ, United Kingdom London. Safety sciene 50 (2012) 1535 - 1548

Pengaruh Iklim Psikologis Terhadap Safety Behaviour

Posted by Safety Engineering - PPNS - ITS


Iklim psikologi sangat erat hubungannya dengan hasil kerja tiap individu, khususnya bagi keselamatan para pekerja. Iklim psikologi merupakan kondisi yang penting bagi para pekerja sehari-hari. Hal ini dikatakan penting karena situasi seperti ini sangat berpengaruh dengan pekerjaan yang dilakukan.
Berdasarkan kuisioner yang diisi oleh pekerja bidang industri konstruksi ( pekerja terowongan di bawah bagian tengah Gothenburg ), menyatakan bahwa pekerja konstruksi kerah biru ( N=189 ). Data dianalisis dengan menggunakan persamaan strukturaltion modeling ( SEM ). Hasil penelitian menunjukan bahwa iklim psikologis mempunyai hubungan langsung dan tidak langsung terhadap perilaku keselamatan, dan motifasi keselamatan dan pengetahuan keselamatan ditemukan menjadi kunci mediator dalam menjelaskan hubungan ini.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memprediksi hasil terkait dengan tingkat keselamatan pekerja dalam rangka memberikan keselamatan yang berharga. Istilah iklim psikologi mengacu pada presepsi individual dan lingkungan kerja, hal tersebut menunjukkan hubungannya dengan hasil kerja. Iklim psikologi mencakup dimensi karakteristik pekerjaan dan peran, karakteristik kepemimpinan, karakteristik workgroup dan subsistem, karakteristik organisasi.
Jadi, dapat disimpulkan mengapa iklim psikologis sangat berpengaruh terhadap safety behaviour hal ini dikarenakan iklim psikologis menyiratkan bahwa individu dapat melakukan karyanya dalam lingkungan kerja yang mendukung dimana dia merasa nyaman dengan sesama pekerja dan berbagai ketrampilan yang telah dilakukan diakui oleh pekerja lain.  Sistem manajemen juga mempengaruhi iklim psikologis pekerja. Jadi perlu diadakan latihan kepemimpinan bagi para pekerja untuk meningkatkan keselamatan di tempat kerja.
 Jadi dari semua bahasan diatas dapat disimpulkan bahwa iklim psikologis mempengaruhi keselamatan di tempat kerja. 

Sintya Pangesti Putri 
6512040126

Remaja, Kerja, dan Celaka

Posted by Safety Engineering - PPNS - ITS



          
           Pada era modern seperti ini, kebutuhan manusia akan semakin meningkat. Gaya hidup mereka pun akan berubah seiring perkembangan jaman. Tidak hanya orang dewasa, tidak sedikit kaum remaja yang rela menghabiskan uangnya demi memiliki barang-barang yang modern. Oleh sebab itu, tidak heran banyak remaja yang rela bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup yang modern seperti saat ini.

            Seiring banyaknya kaum remaja yang bekerja, banyak pula kecelakaan kerja yang terjadi pada para pekerja muda tersebut. Menurut penelitian di Australia, tidak sedikit pekerja muda di Australia yang meninggal dunia akibat kecelakaan kerja. Sebayak 17% dari total pekerja di Australia adalah para pekerja muda, yang usianya berkisar antara 15-24 tahun. Kebanyakan dari mereka bekerja pada bidang perdagangan ritel, kehutanan, transportasi dan juga sector industry perminyakan. Pada penelitian kecelakaan pada pekerja muda di Australia ini, data diperoleh dari system informasi coronial nasional (NCIS) pada juli tahun 2000 hingga juni tahun 2007. Selama tujuh tahun tersebut, sebanyak 232 remaja terluka akibat pekerjaan.

            Ada tiga jenis pekerjaan yang membedakan disini, yang pertama yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat kerja, yang kedua yaitu kecelakaa yang terjadi diluar tempat kerja, dan yang terakhir adalah kecelakaan yang terjadi akibat proses pekerjaan. Kecelakaan di tempat kerja merupakan penyumbang terbesar kematian pada pekerja muda, yaitu 148 orang. Sedangkan untuk kecelakaan diluar tempat kerja dan kecelakaan akibat proses pekerjaan masing-masing menyumbang 67 dan 17 orang. Dalam hal ini kita dapat melihat bahwa kecelakaan di tempat kerja merupakan faktor paling tinggi penyumbang kecelakaan pada pekerja muda di Australia. Hal ini disebabkanoleh faktor-faktor resiko yang dibuat oleh para pekerja sendiri, termasuk masa singkat bekerja, bekerja tidak sesuai aturan, pelatihan yang tidak memadai, kurangnya pengawasan, dan juga faktor pengalaman yang kurang. Mengapa hal ini bias terjadi ? hal ini disebabkan oleh faktor remaja tersebut, karena pada usia remaja seseorang cenderung masih ingin mencoba hal-hal baru, hal itu akan menyebabkan mereka akan mudah berganti tempat kerja yang akan berpengaruh pada kinerja mereka di tempat kerja. Hal itu akan mengakibatkan pula para pekerja akan lebih sering beradaptasi pada pekerjaan barunya yang memiliki resiko pekerjaan yang berbeda-beda pula. Selain itu, para pekerja muda biasanya kurang memerhatikan peraturan yang ada dan juga kurang berhati-hati dalam bekerja, akibatnya banyak terjadi kecelaaan yang terjadi. Yang kedua yaitu kecelakaan di luar tempat kerja. Pada kecelakaan ini, sekitar 90% disebabkan oleh mekanisme yang berhubungan dengan transportasi. Dalam hal ini, tingkat kehati-hatian dan kesadaran akan aturan-aturan yang ada perlu ditingkatkan dikalangan pekerja muda agar bisa menekan tingkat kecelakaan yang terjadi. Yang terakhir yaitu kecelakaan akibat proses pekerjaan. Pada kecelakaan ini, korbannya bukanpara pekerja sendiri, melainkan orang-orang yang berada pada lingkungan proses pekerjaan yang ada. Dari data penelitian, pada kecelakaan akibat proses pekerjaan menyumbang korban yang paling sedikit, tetapi kecelakaan ini seharusnya bisa dihindari dengan cara meningkatkan pengawasan pekerjaan terhadap lingkungan sekitar.

            Dari penelitian tersebut, di dapat bahwa kematian pekerja muda banyak terjadi pada laki-laki, yaitu sebanyak 89%. Penelitian menunjukkan bahwa kecelakaan tertinggi terjadi disebabkan oleh paparan pekerjaan beresiko tinggi. Pekerjaan beresiko tinggi bagi para pekerja antara lain yaitu pertanian, kehutanan dan perikanan industry, transportasi, pos dan industry pergudangan, dan sektor industry pertambangan. Jadi, untuk menekan terjadinya kecelakaan pada pekerja muda tersebut, perlu di tingkatkan pelatihan terhadap para pekerja, dan juga kesadaran akan aturan-aturan yang ada. Se;ain itu kehati-hatian juga perlu ditingkatkan, dan juga pengawasan terhadap lingkungan kerja juga perlu ditingkatkan agar tidak terjadi kecelakaan terhadap orang-orang yang ada di sekitar tempat kerja.

Oleh: M. Ludfi
NRP: 6512040122 

Apa sih Manajemen Keselamatan dan Kesehatan?

Posted by Safety Engineering - PPNS - ITS

Kenalan dulu yuk sama yang namanya manajemen. Yupss. . manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno management yang berarti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen juga merupakan proses perencanaan dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Selanjutnya Keselamatan dan Kesehatan, tentu sudah tau semua dong apa itu keselamatan dan kesehatan.
Sudah bukan hal yang baru manajemen keselamatan dan kesehatan diberlakukan disuatu perusahaan didunia. Dalam hal ini kita mengambil contoh manajemen keselamatan dan kesehatan di Negara Inggris dan Spanyol. Manajemen keselamatan dan kesehatan di Inggris diperkenalkan pada tahun 1992 sedangkan di Spanyol pada tahun 1995. Awalnya dikedua Negara tersebut sebagian besar para pekerja di perusahaan kurang memperdulikan keselamatan dan kesehatan mereka dalam bekerja. Oleh karena itu untuk menciptakan rasa peduli terhadap keselamatan dan kesehatan pada diri mereka dilakukanlah metode kuesioner yang dibagikan pada UKM (Usaha Kecil Menengah) di Inggris dan Spanyol. Kuesioner ini meliputi:
a)      Informasi tentang perusahaan
b)      Pendekatan manajemen keselamatan dan kesehatan
c)       Partisipasi dalam skema akreditasi manajemen sukarela
Hasil dari kuesioner tersebut antara lain 71 respon yang diterima dari survey Inggris dan 39 dari survey spanyol. Survei ini berusaha untuk mengukur kesadaran keselamatan dan kesehatan dengan menanyakn kepada responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesdaran adalah dua kali lebih besar. Hasil yang diperoleh disini tampaknya menunjukkan pandangan positif.
Nahh, darisini kita tau bahwa kesadaran para pekerja di perusahaan sekitar Inggris dan Spanyol awalnya masih kurang. Dan saat ini setelah dilakukan kuesioner maka dampak positif berupa kepedulian mereka akan keselamaan dan kesehatan lebih besar lagi. .

Riski Indana
6512040097

Budaya keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan minyak

Posted by Safety Engineering - PPNS - ITS

Apa sih budaya itu ??
Akar kata budaya adalah kata Latin "Colore", yang berarti mengolah. Budaya tidak memiliki makna tetap atau luas yang telah disepakati, bahkan dalam antropologi. "Budaya adalah sebagai sesuatu yang signifikan dan kompleks karena sulit untuk memahami dan digunakan dengan cara bijaksana" (Alvesson, 2002).
Budaya dibagi antar orang dan terdiri dari elemen bersama seperti misalnya, bahasa dan sikap yang dimiliki antara anggota kelompok, dan ditransfer antara orang-orang dari satu generasi ke generasi lain. Budaya adalah kompleks dan harus dianalisis pada tingkat yang berbeda untuk bisa dipahami sepenuhnya.  
Artikel ini melaporkan penelitian kualitatif wawancara 31 karyawan, dengan bahkan tanpa adanya tanggung jawab kepemimpinan, yang bekerja di sebuah perusahaan minyak Norwegia. Merupakan sebuah studi tentang budaya keselamatan dan kesehatan kerja (HSE) di lingkungan perusahaan minyak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan wawasan tentang bagaimana  para pekerja dikonseptualisasikan konsep dan aspek yang berbeda dari budaya HSE dan ada perbedaan pendapat antar informan. Ada 3 cara yg digunakan oleh informan. Pertama deskriptif, kedua deskriptif secara negative dan positif , ketiga menggunakan konsep kausal dan sistemik yang telah digunakan. Hal ini menggambarkan hasil penting penelitian, manajer, dan karyawan adalah mitra dalam system hubungan timbale balik dan mereka memiliki peran dan tindakan yang berbeda dalam pekerjaan HSE.
Penafsiran ekspresi budaya HSE adalah penting karena mempengaruhi para pekerja yang dengan tanpa tanggung jawab kepemimpinan berhubungan dengan budaya keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan perusahaan minyak dan isu – isu dilingkungan kerja. Diusulkan bahwa budaya HSE deselidiki lebih rinci dan interaksi keselamatan dan kesehatan juga isu – isu di lingkungan kerja dan bagaimana mereka diprioritaskan dalam hubungan satu sama laindalam hubungannya dengan tujuan organisasi lainnya. Misalnya produktivitas, keuangan, bisa menjadi perkembangan penting dari pemahaman kita tentang bagaimana organisasi social menjawab mendefinisikan dan mengartikulasikan nilai-nilai mereka dan melakukan bisnis mereka.


Putri Ayu Kusumaningtyas
6512040109


CBR (cased based reasoning) Metode Klasik solusi Keselamatan Transportasi Modern

Tuesday, May 21, 2013
Posted by Safety Engineering - PPNS - ITS



Di Negara maju transportasi modern misalnya seperti  kereta bawah tanah  memiliki peranan yang sangat penting dalam masyarakat karena turut  menggerakkan roda perekonomian dan mobilitas masyarakat. Melalui jasa transportasi,  diselenggarakan kegiatan angkutan barang, penumpang dan jasa lainnya dari suatu daerah kedaerah lainnya. Untuk itu, dikembangkan Sistem Manajemen Keselamatan yang efektif mengendalikan bahaya kecelakaan dan meningkatkan angka keselamatan.Sebuah kecelakaan adalah kombinasi logis dan kronologis dalam system operasi  atau kegagalan komponen (sistem fisik, lingkungan atau pekerja) yang mengarah ke acara berbahaya.Metode case based reasoning adalah salah satu metode untuk membangun sistem pakar dengan pengambilan keputusan dari kasus yang baru dengan berdasarkan solusi dari kasus – kasus sebelumnya. Konsep dari metode case based reasoning ditemukan dari ide untuk menggunakan pengalaman – pengalaman yang terdokumentasi untuk menyelesaikan masalah yang baru. Para pengambil keputusan kebanyakan menggunakan pengalaman – pengalaman dari pemecahan masalah terdahulu untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi sekarang.Ada empat tahapan dalam metode CBR  yaitu:
Retrieve (memperoleh kembali) kasus atau kasus-kasus yang paling mirip.
Task ini dimulai dengan pendeskripsian satu/sebagian masalah dan berakhir apabila telah ditemukan kasus sebelumnya yang paling cocok  mengacu pada identifikasi fitur, pencocokan awal, pencarian, dan pemilihan.
Reuse (menggunakan) informasi dan pengetahuan dari kasus tersebut untuk memecahkan permasalahan.
Proses reuse dari solusi kasus yang telah diperoleh dalam konteks kasus baru difokuskan pada dua aspek yaitu:
- perbedaan antara kasus yang sebelumnya dan yang sekarang
- bagian apa dari kasus yang telah diperoleh yang dapat ditransfer menjadi kasus baru

Revise (meninjau kembali/memperbaiki) usulan solusi.
Fase ini terdiri dari dua tugas, yaitu :
- Mengevaluasi solusi kasus yang dihasilkan oleh proses reuse. Jika berhasil, maka dilanjutkan
dengan proses retain,
- Jika tidak maka memperbaiki solusi kasus menggunakan domain spesifik pengetahuan.
Retain (menyimpan) bagian-bagian dari pengalaman tersebut yang mungkin berguna untuk memecahkan masalah di masa yang akan datang.Proses ini terdiri dari memilih informasi apa dari kasus yang akan disimpan memori.
Dalam pengidentifikasian  kasus kecelakaan selalu menggunakan prekursor yang sama Karena dari pre kursor yang sama cenderung menghasilkan kecelakaan serupa karena urutan kecelakaan serupa. Mencari prekursor termasuk dari catatan kecelakaan yang telah terjadi merupakan cara penting dalam mencegah kecelakaan yang serupa di masa depan karena precursor yang sama adalah sistem peringatan dini untuk kasus kecelakaan serupa

Disusun oleh: M. Tanwir Ashidiqi
NRP: 6512040118

Dampak Kecelakaan kapal

Posted by Safety Engineering - PPNS - ITS

                                                                                                 
Dampak dari Kecelakaan Kapal
Ditulis oleh      :  Arum Faizatul Umami
Mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
Jurusan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Gambar 1. Kecelakaan kapal di laut lepas
 
Banyak kasus kecelakaan kapal di Indonesia, diantaranya : kecelakaan kapal tanker Choya Maru pada Desember yang menumpahkan 300 ton bensin di Pelabuhan Buleleng, Bali. Kecelakaan juga terjadi di Pelabuhan Lhokseumawe, yaitu bocornya kapal tanker Golden Win yang mengangkut 1500 kilo liter minyak tanah. Tidak hanya itu, di Perairan selat Malaka pernah juga terjadi kecelakaan kapal tanker Ocean
Blessing dan MT Nagasak Spirit yang menumpahkan 13000 ton minyak. Kasus seperti itu, terjadi juga di Korea, dimana kecelakaan di Indonesia tidak seberapa besar jika dibandingkan dengan kecelakaan di Korea. Kecelakaan terjadi pada tanggal 7 Desember 2007 di pantai barat Republik Korea antara Kapal Tongkang dan kapal MT Hebei Sprit (MTHS). Pada waktu itu, kapal Tongkang membawa crane yang kemudian menghantam kapal tanker minyak MT Hebei Sprit (MTHS) di Laut Kuning lepas pantai barat Republik Korea (sekitar 10 km lepas pantai) pada pukul 07.00 waktu setempat. Dapatkah Anda bayangkan?












Gambar 2. Perairan laut korea tercemar oleh tumpahan minyak

 Kecelakaan itu telah dicatat sebagai tumpahan minyak terburuk di Korea. Mengapa? karena begitu besarnya dampak yang ditimbulkan akibat kejadian itu. Tak lama dari kejadian tersebut, laut terpenuhi oleh minyak yang tumpah dikarenakan kebocoran pada kapal MTHS. Dampak yang ditimbulkan akibat kejadian tumpahan minyak mentah menambah parah tingkat konsentrasi O3 di daerah sekitarnya. Tumpahan diperkirakan mencapai 12.547 ton. Dampak lain dari tumpahan minyak mentah yaitu pencemaran lebih dari 150 km garis pantai daerah pesisir Tae An Gun National Park dan Tae An City. Ternyata, tumpahan minyak juga berdampak langsung pada manusia. Setelah kecelakaan itu, total sekitar 40.000 orang per hari (termasuk penjaga pantai, tentara, warga, dan relawan) berpartisipasi dalam kegiatan pembersihan tumpahan tersebut dan beberapa dari mereka dilaporkan mengalami gangguan kesehatan seperti gejala sakit kepala, mual, pusing, muntah dan iritasi pada mata. Begitu banyak dampak yang ditimbulkan dari kecelakaan tersebut.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNQQEPqYVPPCMQ_C4X-ZJWxWY-95l86QcuHGtaW7nD05IdMh1zPJ0cSr173pVLMsLraCBVgakm3DOJ3SURkh1gEJo5zL97NsVT2DT6C8V29yGohZNFX8b20PPCGMkZ39qOUQBC9sM34nA/s1600/pusing_seventobing.gif



Gambar 3. Pembersihan tumpahan minyak     Gambar 4. Akibat membersihkan tumpahan minyak
            Setelah kejadian itu, dilakukanlah investigasi lebih mendalam tentang dampak lebih lanjut tumpahan minyak untuk beberapa bulan ke depan. Pengevaluasian dampak dari tumpahan kapal tanker minyak pada kualitas udara (khususnya, konsentrasi O3) di sekitar daerah pesisir. Bagaimanakah hal itu dilakukan? Ternyata, evaluasi menggunakan pemodelan numeric yang diaplikasikan pada dua situasi ekstrim yang dapat mewakili kondisi atmosfer (1) tumpahan minyak yang nyata (OS) episode (7 Desember 2007: setelah kecelakaan) dan (2) scenario dengan fotokimia (AP) episode aktif selama musim panas 2008 (6 Agustus 2008: simulasi cuaca panas kondisi). Mengapa demikian? Kondisi AP disimulasikan untuk langsung menilai dampak reaksi fotokimia terhadap kualitas udara suatu daerah tumpahan minyak dengan asumsi bahwa besarnya sama dengan tumpahan minyak terjadi di musim panas. Pengaruh lingkungan parameter (misalnya, kecepatan angin, suhu air laut, dan salinitas) bersama dengan informasi jenis minyak yang kemudian diterapkan dalam kimia model transport 3-D. Produksi fotokimia O3 di musim dingin hanya setelah kecelakaan relatif signifikan akibat aktivitas fotokimia yang sangat rendah. Produksi fotokimia O3 simulasi di bawah kondisi cuaca musim panas di perkirakan menjadi signifikan karena terjadi di sekitar daerah pesisir, sehingga dapat mengubah tingkat O3 yang juga tergantung pada kondisi meteorologi.
         Pembentukan  O3 di lingkungan laut dapat lebih tergantung pada emisi NOx, terlepas dari komposisi VOC dipancarkan. Bagaimanakah jika sebuah tumpahan minyak akibat pelepasan minyak mentah dari kapal tanker, platform lepas pantai, rig pengeboran dan sumur dapat memancarkan kuantitas raksasa VOC ke atmosfer laut? VOC dipancarkan kemudian dibawa kedaerah pesisir terdekat bersama angin darat dan dengan demikian dapat berkontribusi untuk produksi fotokimia O3 pada daerah sekitar tumpahan.Tingkat penguapan fraksi-fraksi hidrokarbon volatile minyak mentah merupakan estimasi berdasarkan fraksi molar minyak mentah dan perpindahan massa koefisien minyak dari kapal dapat mempengaruhi kualitas udara sekitar, dan itu telah terbukti bahwa udara di sekitar tumpahan lebih panas dari pada daerah  yang tidak terkena tumpahan minyak dikarenakan penguapan dari minyak mentah tersebut mempengaruhi kondisi lingkungan sekitar.

Referensi :
Sang Keun Song, dkk.2011. An Oil Spill Accident and its Impact on Ozone Level in the Surrounding Coastal Region. Atmospheric Environment 45 1312-1322