Popular posts

What we wrote..

We're learn, write, act, then apply

SECOND

You're visitor to

Powered by Blogger.

Followers

WE ARE...

My photo
Surabaya, East Java, Indonesia
Safety Engineering at Surabaya Shipbuilding State of Polytechnic

Search what you want to find! Enjoy.

Safety Engineering - PPNS - ITS On Tuesday, May 21, 2013


                                                                                                 
Dampak dari Kecelakaan Kapal
Ditulis oleh      :  Arum Faizatul Umami
Mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
Jurusan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Gambar 1. Kecelakaan kapal di laut lepas
 
Banyak kasus kecelakaan kapal di Indonesia, diantaranya : kecelakaan kapal tanker Choya Maru pada Desember yang menumpahkan 300 ton bensin di Pelabuhan Buleleng, Bali. Kecelakaan juga terjadi di Pelabuhan Lhokseumawe, yaitu bocornya kapal tanker Golden Win yang mengangkut 1500 kilo liter minyak tanah. Tidak hanya itu, di Perairan selat Malaka pernah juga terjadi kecelakaan kapal tanker Ocean
Blessing dan MT Nagasak Spirit yang menumpahkan 13000 ton minyak. Kasus seperti itu, terjadi juga di Korea, dimana kecelakaan di Indonesia tidak seberapa besar jika dibandingkan dengan kecelakaan di Korea. Kecelakaan terjadi pada tanggal 7 Desember 2007 di pantai barat Republik Korea antara Kapal Tongkang dan kapal MT Hebei Sprit (MTHS). Pada waktu itu, kapal Tongkang membawa crane yang kemudian menghantam kapal tanker minyak MT Hebei Sprit (MTHS) di Laut Kuning lepas pantai barat Republik Korea (sekitar 10 km lepas pantai) pada pukul 07.00 waktu setempat. Dapatkah Anda bayangkan?












Gambar 2. Perairan laut korea tercemar oleh tumpahan minyak

 Kecelakaan itu telah dicatat sebagai tumpahan minyak terburuk di Korea. Mengapa? karena begitu besarnya dampak yang ditimbulkan akibat kejadian itu. Tak lama dari kejadian tersebut, laut terpenuhi oleh minyak yang tumpah dikarenakan kebocoran pada kapal MTHS. Dampak yang ditimbulkan akibat kejadian tumpahan minyak mentah menambah parah tingkat konsentrasi O3 di daerah sekitarnya. Tumpahan diperkirakan mencapai 12.547 ton. Dampak lain dari tumpahan minyak mentah yaitu pencemaran lebih dari 150 km garis pantai daerah pesisir Tae An Gun National Park dan Tae An City. Ternyata, tumpahan minyak juga berdampak langsung pada manusia. Setelah kecelakaan itu, total sekitar 40.000 orang per hari (termasuk penjaga pantai, tentara, warga, dan relawan) berpartisipasi dalam kegiatan pembersihan tumpahan tersebut dan beberapa dari mereka dilaporkan mengalami gangguan kesehatan seperti gejala sakit kepala, mual, pusing, muntah dan iritasi pada mata. Begitu banyak dampak yang ditimbulkan dari kecelakaan tersebut.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNQQEPqYVPPCMQ_C4X-ZJWxWY-95l86QcuHGtaW7nD05IdMh1zPJ0cSr173pVLMsLraCBVgakm3DOJ3SURkh1gEJo5zL97NsVT2DT6C8V29yGohZNFX8b20PPCGMkZ39qOUQBC9sM34nA/s1600/pusing_seventobing.gif



Gambar 3. Pembersihan tumpahan minyak     Gambar 4. Akibat membersihkan tumpahan minyak
            Setelah kejadian itu, dilakukanlah investigasi lebih mendalam tentang dampak lebih lanjut tumpahan minyak untuk beberapa bulan ke depan. Pengevaluasian dampak dari tumpahan kapal tanker minyak pada kualitas udara (khususnya, konsentrasi O3) di sekitar daerah pesisir. Bagaimanakah hal itu dilakukan? Ternyata, evaluasi menggunakan pemodelan numeric yang diaplikasikan pada dua situasi ekstrim yang dapat mewakili kondisi atmosfer (1) tumpahan minyak yang nyata (OS) episode (7 Desember 2007: setelah kecelakaan) dan (2) scenario dengan fotokimia (AP) episode aktif selama musim panas 2008 (6 Agustus 2008: simulasi cuaca panas kondisi). Mengapa demikian? Kondisi AP disimulasikan untuk langsung menilai dampak reaksi fotokimia terhadap kualitas udara suatu daerah tumpahan minyak dengan asumsi bahwa besarnya sama dengan tumpahan minyak terjadi di musim panas. Pengaruh lingkungan parameter (misalnya, kecepatan angin, suhu air laut, dan salinitas) bersama dengan informasi jenis minyak yang kemudian diterapkan dalam kimia model transport 3-D. Produksi fotokimia O3 di musim dingin hanya setelah kecelakaan relatif signifikan akibat aktivitas fotokimia yang sangat rendah. Produksi fotokimia O3 simulasi di bawah kondisi cuaca musim panas di perkirakan menjadi signifikan karena terjadi di sekitar daerah pesisir, sehingga dapat mengubah tingkat O3 yang juga tergantung pada kondisi meteorologi.
         Pembentukan  O3 di lingkungan laut dapat lebih tergantung pada emisi NOx, terlepas dari komposisi VOC dipancarkan. Bagaimanakah jika sebuah tumpahan minyak akibat pelepasan minyak mentah dari kapal tanker, platform lepas pantai, rig pengeboran dan sumur dapat memancarkan kuantitas raksasa VOC ke atmosfer laut? VOC dipancarkan kemudian dibawa kedaerah pesisir terdekat bersama angin darat dan dengan demikian dapat berkontribusi untuk produksi fotokimia O3 pada daerah sekitar tumpahan.Tingkat penguapan fraksi-fraksi hidrokarbon volatile minyak mentah merupakan estimasi berdasarkan fraksi molar minyak mentah dan perpindahan massa koefisien minyak dari kapal dapat mempengaruhi kualitas udara sekitar, dan itu telah terbukti bahwa udara di sekitar tumpahan lebih panas dari pada daerah  yang tidak terkena tumpahan minyak dikarenakan penguapan dari minyak mentah tersebut mempengaruhi kondisi lingkungan sekitar.

Referensi :
Sang Keun Song, dkk.2011. An Oil Spill Accident and its Impact on Ozone Level in the Surrounding Coastal Region. Atmospheric Environment 45 1312-1322

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments