Popular posts

What we wrote..

We're learn, write, act, then apply

SECOND

You're visitor to

Powered by Blogger.

Followers

WE ARE...

My photo
Surabaya, East Java, Indonesia
Safety Engineering at Surabaya Shipbuilding State of Polytechnic

Search what you want to find! Enjoy.

Archive for June 2013

Benarkah Faktor Psikologi Berpengaruh Pada Kesehatan Pekerja ?

Wednesday, June 19, 2013
Posted by Safety Engineering - PPNS - ITS

Tahukah kamu bahwa faktor psikologi itu memiliki banyak dampak terhadap pekerjaanmu? Banyak pekerja menyepelekan dampak dari PAK yang disebabkan oleh faktor psikologi. Kebanyakan dari mereka mengira kondisi lingkungan kerja tidak berpengaruh besar terhadap kesehatan maupun kondisi kejiwaan mereka. Disaat kita berhadapan dengan situasi kerja yang monoton dan konflik internal secara tidak langsung kondisi kejiwaan kita akan terguncang karena emosi yang tidak stabil. Apabila kita tidak dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut dan cenderung memendamnya sendiri, maka akan timbul gangguan pada organ tertentu dalam tubuh kita. Hal ini dikarenakan menumpuknya beban pikiran yang berakibat pada kondisi kejiwaan yang tidak stabil yang kemudian berpengaruh pula pada kesehatan. PAK karena faktor psikologi inilah yang lebih berbahaya dibanding faktor lain, bahkan dapat menyebabkan komplikasi akut.
Apa saja penyakit akibat kerja yang diakibatkan faktor psikologi?
1.     Insomnia
Insomnia merupakan salah satu contoh penyakit kerja akibat faktor psikologi. Gejala penyakit insomnia tersebut adalah Penderita mengalami kesulitan untuk tidur atau sering terjaga di malam hari dan sepanjang hari merasakan kelelahan. Awal proses tidur pada pasien insomnia mengacu pada latensi yang berkepanjangan dari waktu akan tidur sampai tertidur. Dalam Insomnia psiko-fisiologis, pasien mungkin mengeluh perasaan cemas, tegang, khawatir, atau mengingat secara terus-menerus masalah-masalah di masa lalu atau di masa depan karena mereka berbaring di tempat tidur terlalu lama tanpa tertidur. Pada insomnia akut, dimungkinkan ada suatu peristiwa yang memicu, seperti kematian atau penyakit yang menyerang orang yang dicintai. Hal ini dapat dikaitkan dengan timbulnya insomnia. Pola ini dapat menjadi tetap dari waktu ke waktu, dan penderita dapat mengalami insomnia, berulang terus-menerus. Semakin besar usaha yang dikeluarkan dalam mencoba untuk tidur, tidur menjadi lebih sulit diperoleh. Menonton jam saat setiap menit dan jam berlalu hanya meningkatkan perasaan terdesak dan usaha untuk tertidur. Tempat tidur akhirnya dapat dipandang sebagai medan perang, dan tidur lebih mudah dicapai dalam lingkungan yang asing.

2.     Psikosomatis
Psikomatis juga merupakan contoh gangguan fisik yang disebabkan oleh faktor kejiwaan dan sosial. Penyakit ini muncul sebagai akibat dari kondisi emosional seperti marah, depresi dan rasa bersalah. Berdasarkan data dari Departemen Penyakit Dalam FKUI, 15–30 persen orang meninggal dunia karena gangguan psikosomatis di Jakarta. Menurut David Cheek M.D., dan Leslie LeCron terdapat 7 hal yang bisa mengakibatkan penyakit psikosomatis:
1. Internal Conflict: Konflik diri yang melibatkan minimal dua orang.
2.Organ Language: Bahasa yang digunakan oleh seseorang dalam mengungkapkan perasaannya. Misalnya, “Ia bagaikan duri dalam daging yang membuat tubuh saya sakit sekali.” Bila pernyataan ini sering diulang maka pikiran bawah sadar akan membuat bagian tubuh tertentu menjadi sakit sesuai dengan semantik yang digunakan oleh klien.
3. Motivation/Secondary Gain: Keuntungan yang bisa didapat seseorang dengan sakit yang dideritanya, misalnya perhatian dari rekan kerja, pasangan atau lingkungannya, atau menghindar dari beban tanggung jawab tertentu.
4. Past Experience: Pengalaman di masa lalu yang bersifat traumatik yang mengkibatkan munculnya emosi negatif yang intens dalam diri seseorang.
5. Identification: Penyakit muncul karena dia mengidentifikasi dengan seseorang atau figur otoritas yang ia kagumi atau hormati. Maka secara tidak langsung ia akan mengalami sakit seperti yang dialami oleh figur otoritas itu.
6. Self Punishment: Pikiran bawah sadar membuat dia sakit karena ia mempunyai perasaan bersalah akibat dari melakukan suatu tindakan yang bertentangan dengan nilai hidup yang ia pegang.
7. Imprint: Program pikiran yang masuk ke pikiran bawah sadar saat seseorang mengalami emosi yang intens.
Cara menangani gangguan psikosomatis ini antara lain menemukan titik permasalahan yang sedang dihadapi pekerja, melakukan diagnosa kepada pekerja yang bersangkutan, lalu memberikan hipnoterapi.
3.     Somatis disease
Somatis disease / gangguan somatis merupakan contoh lain gangguan somatoform spesifik yang ditandai oleh banyak keluhan fisik/gejala somatik yang banyak mengenai sistem organ. Penyakit ini ditandai dengan adanya gejala-gejala fisik yang bermacam-macam (multiple), berulang dan sering berubah-ubah, dan menyebabkan disabilitas individu tersebut di masyarahat dan keluarga. Gangguan ini merupakan gangguan yang bersifat kronik dan progresif umumnya sedang sampai buruk. sama halnya dengan psikosomatis, gangguan somatis disebabkan oleh tekanan psikis, depresi, emosi labil, dan anxietas. Untuk menyembuhkan penderita somatis, kita perlu melakukan diagnosa terlebih dahulu mengenai penyebab serta akibatnya, selanjutnya penderita diberikan psikoterapi dan terapi psikofarmakologis untuk mengembalikan kondisi kejiwaan mereka.
Oleh karena itu kita perlu berhati-hati terhadap dampak yang diakibatkan oleh faktor psikologi, bukan menyepelekannya.


 Oleh: Kelompok 2

PAK Apa Saja Yang Disebabkan Karena Faktor Biologi?

Posted by Safety Engineering - PPNS - ITS

Banyak pekerja menyepelekan dampak dari PAK yang disebabkan oleh faktor Biologi. Kebanyakan dari mereka mengira kondisi lingkungan kerja tidak berpengaruh besar terhadap kesehatan mereka. Sedangkan pada kenyataannya kebersihan lingkungan sekitar perlu diperhatikan agar kita dapat waspada mengenai penyebaran bakteri, virus, kuman, dll. Adapun penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh faktor biologi adalah :
·         Demam Thypoid
`           Demam thypoid merupakan infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Thypi yang masuk melalui saluran pencernaan dan menyebar ke seluruh tubuh (sistemik). Bakteri ini akan berkembang biak di kelenjar getah bening usus dan kemudian masuk ke dalam darah sehingga menyebabkan penyebaran kuman dalam darah.
Penyakit Demam Thypoid bisa juga karena bakteri yang disebarkan melalui tinja, muntahan, urin, kemudian terbawa oleh Lalat melalui perantara kaki-kakinya dari kakus ke dapur yang akan mengkontaminasi makanan atau minuman, sayur-sayuran, atau pun buah-buahan segar.

·         Pneumokoniosis
Pneumokoniosis  disebabkan oleh debu mineral pembentukan jaringan parut  (Silikosis, antrakosilikosis, asbestosis) Gejala penyakit ini berupa sakit paru paru, namun berbeda dengan penyakit TBC paru.

·         Penyakit hepatitis
Penyakit hepatitis merupakan suatu penyakit  peradangan pada hati yang dapat disebabkan oleh virus. Pada umumnya penyakit ini dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu hepatitis akut dan hepatitis kronis. Pada hepatitis akut prosesnya berlangsung kurang dari 6 bulan. Sedangkan  pada hepatitis kronis prosesnya lebih dari 6 bulan.Penyakit hepatitis dapat terjadi karena adanya virus utama dari kelima virus penyebab hepatitis, yaitu virus hepatitis A, virus hepatitis B, virus hepatiti C, virus hepatitis D, dan virus hepatitis E, D.

·         Penyakit Antrhax
Anthrax adalah penyakit hewan yang dapat menular ke manusia dan bersifat akut. Penyebabnya adalah bakteri Bacillus anthacis. Pada manusia penyakit anthrax akan menimbulkan semacam bisul berwarna hitam kemerahan. Apabila pecah akan menimbulkan luka dan meninggalkan cacat.

·         Penyakit histoplasmosis
Histoplasmosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan gejala yang menyerupai gejala pilek, seperti demam, menggigil dan batuk yang disebabkan oleh infeksi jamur Histoplasma capsulatum pada paru-paru. Histoplasmosis dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening.

·         Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.
Hampir semua pekerjaan memiliki resiko tinggi terutama terinfeksi berbagai macam penyakit akibat lingkungan yang kotor dan berpotensi menimbulkan bahaya. Maka dari itu tiap pekerja harus mengetahui bahaya-bahaya penyakit akibat kerja faktor Biologi.


Oleh: Kelompok 2

Kenali Gejala Awal Gangguan Psikologis Anda!

Posted by Safety Engineering - PPNS - ITS

Banyak pekerja menyepelekan dampak dari Penyakit Akibat Kerja (PAK) yang disebabkan oleh faktor psikologi. Kebanyakan dari mereka mengira kondisi lingkungan kerja tidak berpengaruh besar terhadap kesehatan maupun kondisi kejiwaan mereka. Disaat kita berhadapan dengan situasi kerja yang monoton dan konflik internal secara tidak langsung kondisi kejiwaan kita akan terguncang karena emosi yang tidak stabil. Apabila kita tidak dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut dan cenderung memendamnya sendiri, maka akan timbul gangguan pada organ tertentu dalam tubuh kita. Hal ini dikarenakan menumpuknya beban pikiran yang berakibat pada kondisi kejiwaan yang tidak stabil yang kemudian berpengaruh pula pada kesehatan. PAK karena faktor psikologi inilah yang lebih berbahaya dibanding faktor lain, bahkan dapat menyebabkan komplikasi akut. Adapun contoh PAK akibat Faktor psikologi antara lain insomnia, psikosomatris, dan somatris disease. Adapun gejala-gejala yang terdapat pada penyakit tersebut antara lain :
1.      Gejala Insomnia
Penderita mengalami kesulitan untuk tidur atau sering terjaga di malam hari dan sepanjang hari merasakan kelelahan. Awal proses tidur pada pasien insomnia mengacu pada latensi yang berkepanjangan dari waktu akan tidur sampai tertidur. Dalam Insomnia psiko-fisiologis, pasien mungkin mengeluh perasaan cemas, tegang, khawatir, atau mengingat secara terus-menerus masalah-masalah di masa lalu atau di masa depan karena mereka berbaring di tempat tidur terlalu lama tanpa tertidur. Pada insomnia akut, dimungkinkan ada suatu peristiwa yang memicu, seperti kematian atau penyakit yang menyerang orang yang dicintai. Hal ini dapat dikaitkan dengan timbulnya insomnia. Pola ini dapat menjadi tetap dari waktu ke waktu, dan penderita dapat mengalami insomnia, berulang terus-menerus. Semakin besar usaha yang dikeluarkan dalam mencoba untuk tidur, tidur menjadi lebih sulit diperoleh. Menonton jam saat setiap menit dan jam berlalu hanya meningkatkan perasaan terdesak dan usaha untuk tertidur. Tempat tidur akhirnya dapat dipandang sebagai medan perang, dan tidur lebih mudah dicapai dalam lingkungan yang asing.

2.      Psikosomatris
      Apakah anda merasa hidup anda tidak nyaman? Khawatir dan perasaan resah senantiasa hadir di setiap helaan nafas. Bisa jadi anda mengalami psikosomatis. Dalam dunia kedokteran, psikosomatis dikenal juga sebagai gangguan jiwa ringan. Secara umum definisi psikosomatis yaitu kondisi dimana terganggunya psikologi seseorang sehingga menjadikannya sakit secarafisik.
Jadi anggapan bahwa segala penyakit yang menyerang kesehatan disebabkan oleh virus, bakteri, polusi, jamur dan lain sebagainya tidak sepenuhnya benar. Bagi seseorang yang mengalami psikosomatis, orang akan terserang penyakit fisik hanya karena beban psikis yang sangat berat ditanggungnya.
Orang yang menderita psikosomatis memiliki gejala berupa penyakit fisik. Diantaranya berupa sesak nafas, tubuh gemetar, lemas, mual, muntah, jantung berdebar, sakit perut, hingga sakit kepala. Rasa sakit pada bagian tubuh yang berulang-ulang, sementara ketika dilakukan pemeriksaan fisik maupun penunjang (laboratorium, radiologi, dll) tidak ditemukan adanya kelainan.

Gangguan psikosomatis atau somatisasi adalah gangguan psikis seperti stress berkepanjangan, depressi, pikiran negatif, emosi, kekecewaan, kecemasan yang menyebabkan munculnya ganguan fisik berupa penyakit, seperti gangguan sistim kardiovaskuler, sistem pernafasan, sistem pencernaan, kulit, saluran urogenital, dan sebagainya. Gejala-gejala tersebut  muncul dalam frekuensi yang  berulang-ulang dan berlangsung lama.

3.      Somatis disease
Gangguan somatis merupakan gangguan somatoform spesifik yang ditandai oleh banyak keluhan fisik. Hal ini menyebabkan disabilitas individu di masyarakat dan keluarga. Gangguan somatis disebabkan oleh tekanan psikis, depresi, emosi labil, dan anxietas. Untuk mencegah penyakit ini dapat dilakukan psikoterapi dan terapi psikofarmakologis untuk mengembalikan kondisi kejiwaan mereka.

                        Mencegah jauh lebih baik daripada mengobati, waspadai gejala awal sebelum kondisi mental terganggu dan produktivitas pun menurun.



Kelompok 2

Mengenali PAK dan Faktor-Faktor Penyebabnya

Posted by Safety Engineering - PPNS - ITS

Kali ini kita membahas tentang PAK dan faktor-faktor penyebabnya. PAK, apa sih PAK itu? Sudah sering kita dengar istilah PAK. PAK adalah singkatan dari Penyakit Akibat Kerja. PAK merupakan penyakit yang penyebabnya adalah karena pekerjaan, alat dan bahan yang digunakan dalam bekerja, proses pekerjaan dan juga lingkungan kerja. Ada 4 kategori PAK menurut WHO, antara lain :
1.      Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di antara faktor-faktor penyebab lainnya, contohnya Bronkhitis khronis.
2.      Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, contohnya Pneumoconiosis. Pneumoconiosis juga dikenal sebagai penyakit paru-paru hitam, penyakit kronis adalah umum pada para penambang batubara dan disebabkan oleh bernapas dalam debu batu bara.
3.      Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada sebelumnya, contohnya asma.
4.      Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, contohnya Karsinoma Bronkhogenik atau disebut juga kanker paru.

Faktor-faktor yang menyebabkan Penyakit Akibat Kerja sangat banyak, tergantung dengan bahan yang digunakan pada saat proses kerja, lingkungan kerja ataupun cara kerja, sehingga tidak mungkin disebutkan satu per satu. Namun pada umumnya faktor yang menyebabkan penyakit akibat kerja dapat dapat dikelompokkan menjadi 5 golongan yaitu :

1.      Golongan fisik : suara (bising), radiasi, suhu (panas/dingin), tekanan yang sangat tinggi, vibrasi, penerangan lampu yang kurang baik.
2.      Golongan kimiawi : bahan kimiawi yang digunakan dalam proses kerja, maupun yang terdapat dalam lingkungan kerja, dapat berbentuk debu, uap, gas, larutan, awan atau kabut.
3.      Golongan biologis : bakteri, virus atau jamur
4.      Golongan fisiologis : biasanya disebabkan oleh penataan tempat kerja dan cara kerja
5.      Golongan psikososial : lingkungan kerja yang mengakibatkan stress.

Penegakan diagnosis Penyakit Akibat Kerja masih merupakan masalah di Indonesia. Diperlukan minat dan pengetahuan yang khusus untuk dapat menegakkan diagnosis Penyakit Akibat Kerja. Untuk mengatasi masalah tersebut, selain perlu ditingkatkan pendidikan bagi dokter dalam bidang kedokteran kerja, juga perlu dikembangkan suatu sistem rujukan, baik di tingkat nasional maupun daerah. Dikembangkannya klinik-klinik Kedokteran Kerja di Indonesia dapat membantu permasalahan yang dihadapi.


 (Kelompok 2)

Bahan Kimia Allergic

Posted by Safety Engineering - PPNS - ITS


Apa bahaya dari bahan kimia?? Salah satu bahaya dari bahan kimia adalah menyebabkan alergi. Z
at kimia yang dapat menimbulkan respon yang menyerupai alergi (allergie-like response) pada orang yang terpapar zat-zat kimia  secara berulang. Salah satu penyakit akibat alergi adalah dermatitis kontak alergi.
            Dermatitis kontak pada umumnya ada dua, yaitu Dermatitis Kontak Alergi (DKA) dan Dermatitis Kontak Iritan (DKI). Kedua jenis tersebut kadang-kadang sangat sukar dibedakan secara klinis, meskipun keduanya berbeda dalam patogenesis yang mendasarinya. Insidens dermatitis kontak iritan lebih tinggi dibandingkan dengan dermatitis kontak alergik.
Pada artikel kali ini yang dibahas hanya Dermatitis Kontak Alergi (DKA) karena berhubungan dengan alergi akibat terpapar bahan kimia. Dermatitis kontak alergi adalah suatu dermatitis atau peradangan kulit yang timbul setelah kontak dengan alergen melalui proses sensitasi(R.S. Siregar : 109. 2002). Dermatitis kontak alergi merupakan dermatitis kontak karena sensitasi alergi terhadap substansi yang beraneka ragam yang menyebabakan reaksi peradangan pada kulit bagi mereka yang mengalami hipersensivitas terhadap alergen sebagai suatu akibat dari pajanan sebelumnya(Dorland, W.A. Newman : 590. 2002). Gejala yang umum dirasakan penderita adalah pruritus yang umumnya konstan dan seringkali hebat (sangat gatal). DKA biasanya ditandai dengan adanya lesi eksematosa berupa eritema, udem, vesikula dan terbentuknya papulovesikula; gambaran ini menunjukkan aktivitas tingkat selular. Vesikel-vesikel timbul karena terjadinya spongiosis dan jika pecah akan mengeluarkan cairan yang mengakibatkan lesi menjadi basah. Mula-mula lesi hanya terbatas pada tempat kontak dengan alergen, sehingga corak dan distribusinya sering dapat meiiunjukkan kausanya,misalnya: mereka yang terkena kulit kepalanya dapat curiga dengan shampo atau cat rambut yang dipakainya. Mereka yang terkena wajahnya dapat curiga dengan cream, sabun, bedak dan berbagai jenis kosmetik lainnya yang mereka pakai. Pada kasus yang hebat, dermatitis menyebar luas ke seluruh tubuh.

            Hal yang perlu diperhatikan pada dermatitis kontak adalah upaya pencegahn terulangnya kontak kembali dengan alergen penyebab, dan menekan kelainan kulit yang timbul. Kortikosteroid dapat diberikan dalam jangka pendek untuk mengatasi peradangan pada dermtitis kontak alergik akut yang ditandai dengan eritema, edema. Bula atau vesikel, serta ekskluatif, misalnya predinson 30 mg/hari. Umumnya kelainan kulit akan mereda setelah beberapa hari. Kelainan kulitnya cukup dikompres dengan larutan garam faal.

Oleh: Laily Nurul A.
6512040116

Pentingnya Data dalam Manajemen Resiko Bahaya

Posted by Safety Engineering - PPNS - ITS


Apa pentingnya sebuah data? Data sangat penting bagi industri, dimana data tersebut bisa digunakan sebagai informasi ketika terjadi peristiwa yang sama. Selain itu untuk mendorong, mencegah, dan mengontrol kecelakaan besar yang melibatkan bahan kimia yang terjadi baik di industri maupun diluar industri. Database pada kecelakaan kimia yang ideal harus mengandung lima informasi diantaranya : kecelakaan kimia penyimpanan data, kecelakaan kimia tampilan informasi, kecelakaan kimia statistika, kecelakaan kimia presentasi, dan kecelakaan kimia pendukung keputusan. Kecelakaan kimia penyimpanan data meliputi sumber data, pemantauan dan pengukuran data, hubungan objek, alamat, data pengguna pribadi. Kecelakaan kimia tampilan informasi meliputi kemungkinan untuk mengelola benda yang ditetapkan pengguna seperti folder dari lokasi pemantauan, daftar penyeleksi data. Kecelakaan kimia statistika meliputi interpolasi nilai pengukuran, perhitungan waktu kecelakaan, jumlah kecelakaan dan cidera, kerugian ekonomi, dan kerusakan fisik. Kecelakaan kimia presentasi meliputi kemungkinan untuk mengakses atau menghasilkan dokumen tematik seperti, peta, diagram dan laporan. Dan tang terakakhir kecelakaan kimia pendukung keputusan meliputi simulasi atau prediksi, menyediakan pilihan, dan menetapkan prioritas.
Di negara Cina, industri kimia dari awal kemunculan telah menjadi  kontroversi  karena mempunyai resiko tinggi yang dibebankan pada keselamatan manusia dan lingkungan. Hal ini dikarenakan dalam beberapa dekade terakhir, kecelakaan dengan zat berbahaya dan bahan kimia berbahaya telah menjadi masalah utama di seluruh dunia dan telah ditangani melalui perjanjian internasional seperti Konvensi Rotterdam (1998), Konvensi Stockholm (2001), Pendekatan Strategis UNEP ke International Chemicals Management (2006), dan direktif Uni Eropa tentang Pendaftaran, Evaluasi, Otorisasi dan Pembatasan Chemicals (REACH, 2007). Selain itu melalui Perundang-undangan dan kebijakan nasional, dan sistem manajemen industri. Dari penelitian yang dilakukan oleh Guizhen He, Lei Zhang, Yonglong Lu, dan Arthur P.J. Mol, bertujuan untuk meninjau dan menilai sumber data yang ada, manajemen data pada risiko kimia di Cina dan beberapa negara lain, untuk menganalisis data pada 976 kecelakaan utama bahan kimia berbahaya di Cina selama 40 tahun terakhir, dan mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan untuk mengembangkan manajemen risiko kimia terintegrasi di Cina.
Cina adalah negara besar yang memproduksi dan menggunakan bahan kimia. Dua dekade terakhir industri petrokimia telah menjadi salah satu satu industri pilar perekonomian nasional Cina. Pada Desember 2009 jumlah total industri petrokimia skala besar dan menengah di China mencapai 34.600. Kecelakaan kimia berbahaya secara luas diartikan sebagai kondisi tidak terkendali dimana terjadi pelepasan sejumlah bahan beracun, bahan peledak atau bahan yang mudah terbakar selama produksi, operasi, penyimpanan, transportasi, penggunaan dan pembuangan bahan kimia, di mana orang-orang, sifat dan atau lingkungan terdekat yang terkena dampak serius (keracunan kecelakaan gas beracun dan kecelakaan eksplosif dalam eksploitasi tambang dikeluarkan). Kecelakaan akibat bahan kimia yang terjadi diantaranya pada tanggal 3 Juli, adanya racun asam Ting Sungai di provinsi selatan Fujian karena dengan kebocoran air limbah, menewaskan hampir dua juta kilogram ikan dan menempatkan populasi lokal pada risiko berat, pada tanggal 16 Juli, ledakan pipa minyak di Dalian, pada tanggal 28 Juli, ledakan sebuah  pabrik plastik di pusat Nanjing, dan pada tanggal 28 Juli 7000 barel membanjiri Sungai Songhua.
Manajemen keselamatan kerja adalah praktek sehari-hari untuk industri kimia, bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Dalam kasus kecelakaan, respon terhadap keadaan darurat sangat menentukan konsekuensi dan efek dari kecelakaan. Pada umumnya tanggapan kecelakaan yang diberikan tertunda sehingga menyebabkan kecelakaan kimia yang serius. Meskipun sekarang sebagian besar industri petro-kimia telah membuat rencana tanggap darurat, banyak rencana yang tidak dipraktekkan dilapangan. Bila dikelola dengan buruk, keselamatan kecelakaan kerja juga dapat memiliki efek pada luar kawasan industri dan berubah menjadi kecelakaan polusi sekunder. Meningkatnya jumlah kecelakaan kimia dalam beberapa tahun terakhir telah menempatkan isu manajemen risiko kimia yang tinggi pada publik China dan kebijakan agenda. Serangkaian hukum, peraturan, dan standar pada kecelakaan kimia telah diundangkan dan diimplementasikan, termasuk Kerja Hukum Keselamatan Republik Rakyat Cina (2002), Peraturan tentang Pengawasan atas Keselamatan Berbahaya Kimia (2002), dan National Katalog Bahan Berbahaya (GB12268). Namun, kecelakaan masih tetap terjadi walaupun sudah diatur dalam perundang-undangan.
Database kecelakaan kimia dalam sistem manajemen dan pelaporan yang  terintegrasi sangat penting untuk dimiliki. Database kecelakaan kimia bisa digunakan sebagai dasar bagi kebijakan dan pengambilan keputusan oleh nasional dan regulator internasional, perusahaan keuangan dan asuransi, industri dan publik. Sebagai contoh, sebuah fitur utama dari The Relational Information System for Chemical Accidents Database (RISCAD) data kecelakaan diatur sesuai kronologis dan terkait dengan informasi tambahan seperti proses kecelakaan, informasi bahaya zat kimia terkait, dan proses produksi kimia. Hasil Pencarian dapat ditampilkan sebagai daftar kecelakaan, termasuk rincian kecelakaan, informasi tambahan, dan atribut zat terkait. Selain itu, hasil dapat dicari dan ditampilkan sebagai grafik pada Web browser (misalnya, dalam kaitannya dengan waktu atau geografi).
AIS merupakan salah satu database resmi utama untuk semua jenis pekerjaan kecelakaan keselamatan di Cina, termasuk kecelakaan keselamatan pertambangan batu bara, logam dan kecelakaan pertambangan non-logam, industri dan komersial perusahaan kecelakaan, dan kecelakaan kimia. Tetapi pada  kenyataan database mendapatkan data dan informasi dari sumber yang berbeda, isi dan bentuk kecelakaan tunggal dapat berbeda dalam setiap database. Sebagai contoh, ketika kita mencari dengan kata kunci "Gan Su" di tiga database, maka ditemukan ditiap database informasi tentang kecelakaan ledakan besar di Lanzhou Petrochemical Company, Provinsi Gansu, tetapi informasi yang didapatkan berbeda dari database ke database.

Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa, data yang ada pada setiap kecelakaan kimia di dunia terutama di cina kurang lengkap sehingga kurang mendukung untuk digunakan dalam pembuatan kebijakan dan keputusan yang efektif.

Oleh: Laily Nurul Afifah
6512040116

Penyakit Tendinitis

Tuesday, June 18, 2013
Posted by Safety Engineering - PPNS - ITS




 Tendinitis merupakan radang dan luka di tendon, yang disebabkan oleh pergerakan berulang-ulang pengunaan berlebihan dari sambungan tulang dan otot (joint). Dengan tiba-tiba.Kebanyakan cidera terjadi  Beberapa nama diberikan pada sindrom ini, tergantung dari lokasi cedera yang muncul, antara lain:
  1. Tenosynovitis, yaitu tendinitis di pergelangan tangan

 Trigger finger, yaitu tendinitis di bagian telapak jari-jari tangan selain ibu jari


 De Quervain’s disease, yaitu tendinitis di ibu jari.




Epicondylitis, yaitu tendinitis di siku.

Gejala-gejala yang muncul dari WMSD ini adalah nyeri seperti terbakar, tendon yang membengkak, jari yang menggeretak atau berderik (crepitus), dan Ganglionic cysts. Tendonitis berkaitan erat dengan pekerjaan yang memerlukan gerakan berulang (seperti penggunaan staple gun), serta gerakan memutar atau memelintir (contohnya pada penggunaan obeng). Peralatan atau perkakas kerja yang terlalu kecil atau terlalu besar untuk ukuran tangan pekerja juga turut menambah tekanan pada tendon.

Oleh: Tri Bagus Setiawan
6512040123