Popular posts

What we wrote..

We're learn, write, act, then apply

SECOND

You're visitor to

Powered by Blogger.

Followers

WE ARE...

My photo
Surabaya, East Java, Indonesia
Safety Engineering at Surabaya Shipbuilding State of Polytechnic

Search what you want to find! Enjoy.

Showing posts with label Safety News. Show all posts

Pentingnya Data dalam Manajemen Resiko Bahaya

Wednesday, June 19, 2013
Posted by Safety Engineering - PPNS - ITS


Apa pentingnya sebuah data? Data sangat penting bagi industri, dimana data tersebut bisa digunakan sebagai informasi ketika terjadi peristiwa yang sama. Selain itu untuk mendorong, mencegah, dan mengontrol kecelakaan besar yang melibatkan bahan kimia yang terjadi baik di industri maupun diluar industri. Database pada kecelakaan kimia yang ideal harus mengandung lima informasi diantaranya : kecelakaan kimia penyimpanan data, kecelakaan kimia tampilan informasi, kecelakaan kimia statistika, kecelakaan kimia presentasi, dan kecelakaan kimia pendukung keputusan. Kecelakaan kimia penyimpanan data meliputi sumber data, pemantauan dan pengukuran data, hubungan objek, alamat, data pengguna pribadi. Kecelakaan kimia tampilan informasi meliputi kemungkinan untuk mengelola benda yang ditetapkan pengguna seperti folder dari lokasi pemantauan, daftar penyeleksi data. Kecelakaan kimia statistika meliputi interpolasi nilai pengukuran, perhitungan waktu kecelakaan, jumlah kecelakaan dan cidera, kerugian ekonomi, dan kerusakan fisik. Kecelakaan kimia presentasi meliputi kemungkinan untuk mengakses atau menghasilkan dokumen tematik seperti, peta, diagram dan laporan. Dan tang terakakhir kecelakaan kimia pendukung keputusan meliputi simulasi atau prediksi, menyediakan pilihan, dan menetapkan prioritas.
Di negara Cina, industri kimia dari awal kemunculan telah menjadi  kontroversi  karena mempunyai resiko tinggi yang dibebankan pada keselamatan manusia dan lingkungan. Hal ini dikarenakan dalam beberapa dekade terakhir, kecelakaan dengan zat berbahaya dan bahan kimia berbahaya telah menjadi masalah utama di seluruh dunia dan telah ditangani melalui perjanjian internasional seperti Konvensi Rotterdam (1998), Konvensi Stockholm (2001), Pendekatan Strategis UNEP ke International Chemicals Management (2006), dan direktif Uni Eropa tentang Pendaftaran, Evaluasi, Otorisasi dan Pembatasan Chemicals (REACH, 2007). Selain itu melalui Perundang-undangan dan kebijakan nasional, dan sistem manajemen industri. Dari penelitian yang dilakukan oleh Guizhen He, Lei Zhang, Yonglong Lu, dan Arthur P.J. Mol, bertujuan untuk meninjau dan menilai sumber data yang ada, manajemen data pada risiko kimia di Cina dan beberapa negara lain, untuk menganalisis data pada 976 kecelakaan utama bahan kimia berbahaya di Cina selama 40 tahun terakhir, dan mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan untuk mengembangkan manajemen risiko kimia terintegrasi di Cina.
Cina adalah negara besar yang memproduksi dan menggunakan bahan kimia. Dua dekade terakhir industri petrokimia telah menjadi salah satu satu industri pilar perekonomian nasional Cina. Pada Desember 2009 jumlah total industri petrokimia skala besar dan menengah di China mencapai 34.600. Kecelakaan kimia berbahaya secara luas diartikan sebagai kondisi tidak terkendali dimana terjadi pelepasan sejumlah bahan beracun, bahan peledak atau bahan yang mudah terbakar selama produksi, operasi, penyimpanan, transportasi, penggunaan dan pembuangan bahan kimia, di mana orang-orang, sifat dan atau lingkungan terdekat yang terkena dampak serius (keracunan kecelakaan gas beracun dan kecelakaan eksplosif dalam eksploitasi tambang dikeluarkan). Kecelakaan akibat bahan kimia yang terjadi diantaranya pada tanggal 3 Juli, adanya racun asam Ting Sungai di provinsi selatan Fujian karena dengan kebocoran air limbah, menewaskan hampir dua juta kilogram ikan dan menempatkan populasi lokal pada risiko berat, pada tanggal 16 Juli, ledakan pipa minyak di Dalian, pada tanggal 28 Juli, ledakan sebuah  pabrik plastik di pusat Nanjing, dan pada tanggal 28 Juli 7000 barel membanjiri Sungai Songhua.
Manajemen keselamatan kerja adalah praktek sehari-hari untuk industri kimia, bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Dalam kasus kecelakaan, respon terhadap keadaan darurat sangat menentukan konsekuensi dan efek dari kecelakaan. Pada umumnya tanggapan kecelakaan yang diberikan tertunda sehingga menyebabkan kecelakaan kimia yang serius. Meskipun sekarang sebagian besar industri petro-kimia telah membuat rencana tanggap darurat, banyak rencana yang tidak dipraktekkan dilapangan. Bila dikelola dengan buruk, keselamatan kecelakaan kerja juga dapat memiliki efek pada luar kawasan industri dan berubah menjadi kecelakaan polusi sekunder. Meningkatnya jumlah kecelakaan kimia dalam beberapa tahun terakhir telah menempatkan isu manajemen risiko kimia yang tinggi pada publik China dan kebijakan agenda. Serangkaian hukum, peraturan, dan standar pada kecelakaan kimia telah diundangkan dan diimplementasikan, termasuk Kerja Hukum Keselamatan Republik Rakyat Cina (2002), Peraturan tentang Pengawasan atas Keselamatan Berbahaya Kimia (2002), dan National Katalog Bahan Berbahaya (GB12268). Namun, kecelakaan masih tetap terjadi walaupun sudah diatur dalam perundang-undangan.
Database kecelakaan kimia dalam sistem manajemen dan pelaporan yang  terintegrasi sangat penting untuk dimiliki. Database kecelakaan kimia bisa digunakan sebagai dasar bagi kebijakan dan pengambilan keputusan oleh nasional dan regulator internasional, perusahaan keuangan dan asuransi, industri dan publik. Sebagai contoh, sebuah fitur utama dari The Relational Information System for Chemical Accidents Database (RISCAD) data kecelakaan diatur sesuai kronologis dan terkait dengan informasi tambahan seperti proses kecelakaan, informasi bahaya zat kimia terkait, dan proses produksi kimia. Hasil Pencarian dapat ditampilkan sebagai daftar kecelakaan, termasuk rincian kecelakaan, informasi tambahan, dan atribut zat terkait. Selain itu, hasil dapat dicari dan ditampilkan sebagai grafik pada Web browser (misalnya, dalam kaitannya dengan waktu atau geografi).
AIS merupakan salah satu database resmi utama untuk semua jenis pekerjaan kecelakaan keselamatan di Cina, termasuk kecelakaan keselamatan pertambangan batu bara, logam dan kecelakaan pertambangan non-logam, industri dan komersial perusahaan kecelakaan, dan kecelakaan kimia. Tetapi pada  kenyataan database mendapatkan data dan informasi dari sumber yang berbeda, isi dan bentuk kecelakaan tunggal dapat berbeda dalam setiap database. Sebagai contoh, ketika kita mencari dengan kata kunci "Gan Su" di tiga database, maka ditemukan ditiap database informasi tentang kecelakaan ledakan besar di Lanzhou Petrochemical Company, Provinsi Gansu, tetapi informasi yang didapatkan berbeda dari database ke database.

Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa, data yang ada pada setiap kecelakaan kimia di dunia terutama di cina kurang lengkap sehingga kurang mendukung untuk digunakan dalam pembuatan kebijakan dan keputusan yang efektif.

Oleh: Laily Nurul Afifah
6512040116

Dampak Kecelakaan kapal

Tuesday, May 21, 2013
Posted by Safety Engineering - PPNS - ITS

                                                                                                 
Dampak dari Kecelakaan Kapal
Ditulis oleh      :  Arum Faizatul Umami
Mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
Jurusan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Gambar 1. Kecelakaan kapal di laut lepas
 
Banyak kasus kecelakaan kapal di Indonesia, diantaranya : kecelakaan kapal tanker Choya Maru pada Desember yang menumpahkan 300 ton bensin di Pelabuhan Buleleng, Bali. Kecelakaan juga terjadi di Pelabuhan Lhokseumawe, yaitu bocornya kapal tanker Golden Win yang mengangkut 1500 kilo liter minyak tanah. Tidak hanya itu, di Perairan selat Malaka pernah juga terjadi kecelakaan kapal tanker Ocean
Blessing dan MT Nagasak Spirit yang menumpahkan 13000 ton minyak. Kasus seperti itu, terjadi juga di Korea, dimana kecelakaan di Indonesia tidak seberapa besar jika dibandingkan dengan kecelakaan di Korea. Kecelakaan terjadi pada tanggal 7 Desember 2007 di pantai barat Republik Korea antara Kapal Tongkang dan kapal MT Hebei Sprit (MTHS). Pada waktu itu, kapal Tongkang membawa crane yang kemudian menghantam kapal tanker minyak MT Hebei Sprit (MTHS) di Laut Kuning lepas pantai barat Republik Korea (sekitar 10 km lepas pantai) pada pukul 07.00 waktu setempat. Dapatkah Anda bayangkan?












Gambar 2. Perairan laut korea tercemar oleh tumpahan minyak

 Kecelakaan itu telah dicatat sebagai tumpahan minyak terburuk di Korea. Mengapa? karena begitu besarnya dampak yang ditimbulkan akibat kejadian itu. Tak lama dari kejadian tersebut, laut terpenuhi oleh minyak yang tumpah dikarenakan kebocoran pada kapal MTHS. Dampak yang ditimbulkan akibat kejadian tumpahan minyak mentah menambah parah tingkat konsentrasi O3 di daerah sekitarnya. Tumpahan diperkirakan mencapai 12.547 ton. Dampak lain dari tumpahan minyak mentah yaitu pencemaran lebih dari 150 km garis pantai daerah pesisir Tae An Gun National Park dan Tae An City. Ternyata, tumpahan minyak juga berdampak langsung pada manusia. Setelah kecelakaan itu, total sekitar 40.000 orang per hari (termasuk penjaga pantai, tentara, warga, dan relawan) berpartisipasi dalam kegiatan pembersihan tumpahan tersebut dan beberapa dari mereka dilaporkan mengalami gangguan kesehatan seperti gejala sakit kepala, mual, pusing, muntah dan iritasi pada mata. Begitu banyak dampak yang ditimbulkan dari kecelakaan tersebut.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNQQEPqYVPPCMQ_C4X-ZJWxWY-95l86QcuHGtaW7nD05IdMh1zPJ0cSr173pVLMsLraCBVgakm3DOJ3SURkh1gEJo5zL97NsVT2DT6C8V29yGohZNFX8b20PPCGMkZ39qOUQBC9sM34nA/s1600/pusing_seventobing.gif



Gambar 3. Pembersihan tumpahan minyak     Gambar 4. Akibat membersihkan tumpahan minyak
            Setelah kejadian itu, dilakukanlah investigasi lebih mendalam tentang dampak lebih lanjut tumpahan minyak untuk beberapa bulan ke depan. Pengevaluasian dampak dari tumpahan kapal tanker minyak pada kualitas udara (khususnya, konsentrasi O3) di sekitar daerah pesisir. Bagaimanakah hal itu dilakukan? Ternyata, evaluasi menggunakan pemodelan numeric yang diaplikasikan pada dua situasi ekstrim yang dapat mewakili kondisi atmosfer (1) tumpahan minyak yang nyata (OS) episode (7 Desember 2007: setelah kecelakaan) dan (2) scenario dengan fotokimia (AP) episode aktif selama musim panas 2008 (6 Agustus 2008: simulasi cuaca panas kondisi). Mengapa demikian? Kondisi AP disimulasikan untuk langsung menilai dampak reaksi fotokimia terhadap kualitas udara suatu daerah tumpahan minyak dengan asumsi bahwa besarnya sama dengan tumpahan minyak terjadi di musim panas. Pengaruh lingkungan parameter (misalnya, kecepatan angin, suhu air laut, dan salinitas) bersama dengan informasi jenis minyak yang kemudian diterapkan dalam kimia model transport 3-D. Produksi fotokimia O3 di musim dingin hanya setelah kecelakaan relatif signifikan akibat aktivitas fotokimia yang sangat rendah. Produksi fotokimia O3 simulasi di bawah kondisi cuaca musim panas di perkirakan menjadi signifikan karena terjadi di sekitar daerah pesisir, sehingga dapat mengubah tingkat O3 yang juga tergantung pada kondisi meteorologi.
         Pembentukan  O3 di lingkungan laut dapat lebih tergantung pada emisi NOx, terlepas dari komposisi VOC dipancarkan. Bagaimanakah jika sebuah tumpahan minyak akibat pelepasan minyak mentah dari kapal tanker, platform lepas pantai, rig pengeboran dan sumur dapat memancarkan kuantitas raksasa VOC ke atmosfer laut? VOC dipancarkan kemudian dibawa kedaerah pesisir terdekat bersama angin darat dan dengan demikian dapat berkontribusi untuk produksi fotokimia O3 pada daerah sekitar tumpahan.Tingkat penguapan fraksi-fraksi hidrokarbon volatile minyak mentah merupakan estimasi berdasarkan fraksi molar minyak mentah dan perpindahan massa koefisien minyak dari kapal dapat mempengaruhi kualitas udara sekitar, dan itu telah terbukti bahwa udara di sekitar tumpahan lebih panas dari pada daerah  yang tidak terkena tumpahan minyak dikarenakan penguapan dari minyak mentah tersebut mempengaruhi kondisi lingkungan sekitar.

Referensi :
Sang Keun Song, dkk.2011. An Oil Spill Accident and its Impact on Ozone Level in the Surrounding Coastal Region. Atmospheric Environment 45 1312-1322