Benarkah Faktor Psikologi Berpengaruh Pada Kesehatan Pekerja ?
Tahukah
kamu bahwa faktor psikologi itu memiliki banyak dampak terhadap pekerjaanmu? Banyak
pekerja menyepelekan dampak dari PAK yang disebabkan oleh faktor psikologi.
Kebanyakan dari mereka mengira kondisi lingkungan kerja tidak berpengaruh besar
terhadap kesehatan maupun kondisi kejiwaan mereka. Disaat kita berhadapan
dengan situasi kerja yang monoton dan konflik internal secara tidak langsung
kondisi kejiwaan kita akan terguncang karena emosi yang tidak stabil. Apabila
kita tidak dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut dan cenderung
memendamnya sendiri, maka akan timbul gangguan pada organ tertentu dalam tubuh
kita. Hal ini dikarenakan menumpuknya beban pikiran yang berakibat pada kondisi
kejiwaan yang tidak stabil yang kemudian berpengaruh pula pada kesehatan. PAK
karena faktor psikologi inilah yang lebih berbahaya dibanding faktor lain,
bahkan dapat menyebabkan komplikasi akut.
Apa saja penyakit akibat kerja yang
diakibatkan faktor psikologi?
1. Insomnia
Insomnia
merupakan salah satu contoh penyakit kerja akibat faktor psikologi. Gejala
penyakit insomnia tersebut adalah Penderita
mengalami kesulitan untuk tidur atau sering terjaga di malam hari dan sepanjang
hari merasakan kelelahan. Awal proses tidur pada pasien insomnia mengacu pada
latensi yang berkepanjangan dari waktu akan tidur sampai tertidur. Dalam
Insomnia psiko-fisiologis, pasien mungkin mengeluh perasaan cemas, tegang,
khawatir, atau mengingat secara terus-menerus masalah-masalah di masa lalu atau
di masa depan karena mereka berbaring di tempat tidur terlalu lama tanpa
tertidur. Pada insomnia akut, dimungkinkan ada suatu peristiwa yang memicu,
seperti kematian atau penyakit yang menyerang orang yang dicintai. Hal ini
dapat dikaitkan dengan timbulnya insomnia. Pola ini dapat menjadi tetap dari
waktu ke waktu, dan penderita dapat mengalami insomnia, berulang terus-menerus.
Semakin besar usaha yang dikeluarkan dalam mencoba untuk tidur, tidur menjadi
lebih sulit diperoleh. Menonton jam saat setiap menit dan jam berlalu hanya
meningkatkan perasaan terdesak dan usaha untuk tertidur. Tempat tidur akhirnya
dapat dipandang sebagai medan perang, dan tidur lebih mudah dicapai dalam
lingkungan yang asing.
2. Psikosomatis
Psikomatis juga merupakan contoh gangguan
fisik yang disebabkan oleh faktor kejiwaan dan sosial. Penyakit ini muncul
sebagai akibat dari kondisi emosional seperti marah, depresi dan rasa bersalah.
Berdasarkan data dari Departemen Penyakit Dalam FKUI, 15–30 persen orang
meninggal dunia karena gangguan psikosomatis di Jakarta.
Menurut David Cheek M.D., dan Leslie
LeCron terdapat 7 hal yang bisa mengakibatkan penyakit psikosomatis:
1.
Internal Conflict: Konflik diri yang melibatkan minimal dua orang.
2.Organ
Language: Bahasa yang digunakan oleh seseorang dalam mengungkapkan
perasaannya. Misalnya, “Ia bagaikan duri dalam daging yang membuat tubuh saya
sakit sekali.” Bila pernyataan ini sering diulang maka pikiran bawah sadar akan
membuat bagian tubuh tertentu menjadi sakit sesuai dengan semantik yang
digunakan oleh klien.
3.
Motivation/Secondary Gain: Keuntungan yang bisa didapat seseorang dengan
sakit yang dideritanya, misalnya perhatian dari rekan kerja, pasangan atau
lingkungannya, atau menghindar dari beban tanggung jawab tertentu.
4. Past
Experience: Pengalaman di masa lalu yang bersifat traumatik yang
mengkibatkan munculnya emosi negatif yang intens dalam diri seseorang.
5. Identification:
Penyakit muncul karena dia mengidentifikasi dengan seseorang atau figur
otoritas yang ia kagumi atau hormati. Maka secara tidak langsung ia akan
mengalami sakit seperti yang dialami oleh figur otoritas itu.
6. Self
Punishment: Pikiran bawah sadar membuat dia sakit karena ia mempunyai
perasaan bersalah akibat dari melakukan suatu tindakan yang bertentangan dengan
nilai hidup yang ia pegang.
7. Imprint:
Program pikiran yang masuk ke pikiran bawah sadar saat seseorang mengalami emosi
yang intens.
Cara
menangani gangguan psikosomatis ini antara lain menemukan titik permasalahan
yang sedang dihadapi pekerja, melakukan diagnosa kepada pekerja yang
bersangkutan, lalu memberikan hipnoterapi.
3.
Somatis
disease
Somatis disease / gangguan somatis merupakan contoh
lain gangguan somatoform spesifik yang ditandai oleh banyak keluhan
fisik/gejala somatik yang banyak mengenai sistem organ. Penyakit ini ditandai
dengan adanya gejala-gejala fisik yang bermacam-macam (multiple), berulang dan
sering berubah-ubah, dan menyebabkan disabilitas individu tersebut di
masyarahat dan keluarga. Gangguan ini merupakan gangguan yang bersifat kronik
dan progresif umumnya sedang sampai buruk. sama halnya dengan psikosomatis,
gangguan somatis disebabkan oleh tekanan psikis, depresi, emosi labil, dan
anxietas. Untuk menyembuhkan penderita somatis, kita perlu melakukan diagnosa
terlebih dahulu mengenai penyebab serta akibatnya, selanjutnya penderita
diberikan psikoterapi dan terapi psikofarmakologis untuk mengembalikan kondisi
kejiwaan mereka.
Oleh
karena itu kita perlu berhati-hati terhadap dampak yang diakibatkan oleh faktor
psikologi, bukan menyepelekannya.
PAK Apa Saja Yang Disebabkan Karena Faktor Biologi?
Banyak
pekerja menyepelekan dampak dari PAK yang disebabkan oleh faktor Biologi.
Kebanyakan dari mereka mengira kondisi lingkungan kerja tidak berpengaruh besar
terhadap kesehatan mereka. Sedangkan pada kenyataannya kebersihan lingkungan
sekitar perlu diperhatikan agar kita dapat waspada mengenai penyebaran bakteri,
virus, kuman, dll. Adapun penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh faktor
biologi adalah :
·
Demam
Thypoid
` Demam
thypoid merupakan infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri
Salmonella Thypi yang masuk melalui saluran pencernaan dan menyebar ke seluruh
tubuh (sistemik). Bakteri ini akan berkembang biak di kelenjar getah bening
usus dan kemudian masuk ke dalam darah sehingga menyebabkan penyebaran kuman
dalam darah.
Penyakit
Demam Thypoid bisa juga karena bakteri yang disebarkan melalui tinja, muntahan,
urin, kemudian terbawa oleh Lalat melalui perantara kaki-kakinya dari kakus ke
dapur yang akan mengkontaminasi makanan atau minuman, sayur-sayuran, atau pun
buah-buahan segar.
·
Pneumokoniosis
Pneumokoniosis
disebabkan oleh debu mineral pembentukan jaringan parut (Silikosis,
antrakosilikosis, asbestosis) Gejala penyakit ini berupa sakit paru paru, namun
berbeda dengan penyakit TBC paru.
·
Penyakit
hepatitis
Penyakit
hepatitis merupakan suatu penyakit
peradangan pada hati yang dapat disebabkan oleh virus. Pada umumnya
penyakit ini dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu hepatitis akut dan hepatitis
kronis. Pada hepatitis akut prosesnya berlangsung kurang dari 6 bulan.
Sedangkan pada hepatitis kronis
prosesnya lebih dari 6 bulan.Penyakit hepatitis dapat terjadi karena adanya
virus utama dari kelima virus penyebab hepatitis, yaitu virus hepatitis A,
virus hepatitis B, virus hepatiti C, virus hepatitis D, dan virus hepatitis E,
D.
·
Penyakit
Antrhax
Anthrax
adalah penyakit hewan yang dapat menular ke manusia dan bersifat akut.
Penyebabnya adalah bakteri Bacillus anthacis. Pada manusia penyakit anthrax
akan menimbulkan semacam bisul berwarna hitam kemerahan. Apabila pecah akan
menimbulkan luka dan meninggalkan cacat.
·
Penyakit
histoplasmosis
Histoplasmosis
adalah suatu penyakit yang ditandai dengan gejala yang menyerupai gejala pilek,
seperti demam, menggigil dan batuk yang disebabkan oleh infeksi jamur
Histoplasma capsulatum pada paru-paru. Histoplasmosis dapat menyebabkan
pembengkakan kelenjar getah bening.
·
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa
medisnya disebut Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti dan Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh
darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan
perdarahan-perdarahan.
Hampir semua pekerjaan memiliki resiko tinggi
terutama terinfeksi berbagai macam penyakit akibat lingkungan yang kotor dan
berpotensi menimbulkan bahaya. Maka dari itu tiap pekerja harus mengetahui
bahaya-bahaya penyakit akibat kerja faktor Biologi.
Oleh: Kelompok 2
Kenali Gejala Awal Gangguan Psikologis Anda!
Banyak
pekerja menyepelekan dampak dari Penyakit Akibat Kerja (PAK) yang disebabkan
oleh faktor psikologi. Kebanyakan dari mereka mengira kondisi lingkungan kerja
tidak berpengaruh besar terhadap kesehatan maupun kondisi kejiwaan mereka.
Disaat kita berhadapan dengan situasi kerja yang monoton dan konflik internal
secara tidak langsung kondisi kejiwaan kita akan terguncang karena emosi yang
tidak stabil. Apabila kita tidak dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan
tersebut dan cenderung memendamnya sendiri, maka akan timbul gangguan pada
organ tertentu dalam tubuh kita. Hal ini dikarenakan menumpuknya beban pikiran
yang berakibat pada kondisi kejiwaan yang tidak stabil yang kemudian
berpengaruh pula pada kesehatan. PAK karena faktor psikologi inilah yang lebih
berbahaya dibanding faktor lain, bahkan dapat menyebabkan komplikasi akut.
Adapun contoh PAK akibat Faktor psikologi antara lain insomnia, psikosomatris,
dan somatris disease. Adapun gejala-gejala yang terdapat pada penyakit tersebut
antara lain :
1.
Gejala
Insomnia
Penderita mengalami kesulitan untuk tidur atau sering terjaga di
malam hari dan sepanjang hari merasakan kelelahan. Awal proses tidur pada
pasien insomnia mengacu pada latensi yang berkepanjangan dari waktu akan tidur
sampai tertidur. Dalam Insomnia psiko-fisiologis, pasien mungkin mengeluh
perasaan cemas, tegang, khawatir, atau mengingat secara terus-menerus
masalah-masalah di masa lalu atau di masa depan karena mereka berbaring di
tempat tidur terlalu lama tanpa tertidur. Pada insomnia akut, dimungkinkan ada
suatu peristiwa yang memicu, seperti kematian atau penyakit yang menyerang
orang yang dicintai. Hal ini dapat dikaitkan dengan timbulnya insomnia. Pola
ini dapat menjadi tetap dari waktu ke waktu, dan penderita dapat mengalami
insomnia, berulang terus-menerus. Semakin besar usaha yang dikeluarkan dalam mencoba
untuk tidur, tidur menjadi lebih sulit diperoleh. Menonton jam saat setiap
menit dan jam berlalu hanya meningkatkan perasaan terdesak dan usaha untuk
tertidur. Tempat tidur akhirnya dapat dipandang sebagai medan perang, dan tidur
lebih mudah dicapai dalam lingkungan yang asing.
2.
Psikosomatris
Apakah
anda merasa hidup anda tidak nyaman? Khawatir dan perasaan resah senantiasa
hadir di setiap helaan nafas. Bisa jadi anda mengalami psikosomatis. Dalam dunia kedokteran,
psikosomatis dikenal juga sebagai gangguan jiwa ringan. Secara umum definisi
psikosomatis yaitu kondisi dimana terganggunya psikologi seseorang sehingga
menjadikannya sakit secarafisik.
Jadi anggapan bahwa segala penyakit yang menyerang kesehatan disebabkan oleh virus, bakteri, polusi, jamur dan lain sebagainya tidak sepenuhnya benar. Bagi seseorang yang mengalami psikosomatis, orang akan terserang penyakit fisik hanya karena beban psikis yang sangat berat ditanggungnya.
Jadi anggapan bahwa segala penyakit yang menyerang kesehatan disebabkan oleh virus, bakteri, polusi, jamur dan lain sebagainya tidak sepenuhnya benar. Bagi seseorang yang mengalami psikosomatis, orang akan terserang penyakit fisik hanya karena beban psikis yang sangat berat ditanggungnya.
Orang yang menderita psikosomatis memiliki
gejala berupa penyakit fisik. Diantaranya berupa sesak nafas, tubuh gemetar,
lemas, mual, muntah, jantung berdebar, sakit perut, hingga sakit kepala. Rasa sakit pada bagian tubuh yang berulang-ulang, sementara ketika
dilakukan pemeriksaan fisik maupun penunjang (laboratorium, radiologi, dll)
tidak ditemukan adanya kelainan.
Gangguan psikosomatis atau somatisasi adalah gangguan psikis seperti stress
berkepanjangan, depressi, pikiran negatif, emosi, kekecewaan, kecemasan yang
menyebabkan munculnya ganguan fisik berupa penyakit, seperti gangguan sistim
kardiovaskuler, sistem pernafasan, sistem pencernaan, kulit, saluran
urogenital, dan sebagainya. Gejala-gejala tersebut muncul dalam frekuensi
yang berulang-ulang dan berlangsung lama.
3.
Somatis
disease
Gangguan somatis merupakan gangguan somatoform
spesifik yang ditandai oleh banyak keluhan fisik. Hal ini menyebabkan
disabilitas individu di masyarakat dan keluarga. Gangguan somatis disebabkan
oleh tekanan psikis, depresi, emosi labil, dan anxietas. Untuk mencegah
penyakit ini dapat dilakukan psikoterapi dan terapi psikofarmakologis untuk
mengembalikan kondisi kejiwaan mereka.
Mencegah jauh lebih baik
daripada mengobati, waspadai gejala awal sebelum kondisi mental terganggu dan
produktivitas pun menurun.
Kelompok 2
Mengenali PAK dan Faktor-Faktor Penyebabnya
Kali
ini kita membahas tentang PAK dan faktor-faktor
penyebabnya. PAK, apa sih PAK itu? Sudah sering kita dengar istilah PAK. PAK
adalah singkatan dari Penyakit Akibat Kerja. PAK merupakan penyakit yang penyebabnya adalah karena pekerjaan,
alat dan bahan yang digunakan dalam bekerja, proses pekerjaan dan juga
lingkungan kerja. Ada 4 kategori PAK menurut WHO, antara lain :
1.
Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu
penyebab di antara faktor-faktor penyebab lainnya, contohnya
Bronkhitis khronis.
2.
Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan,
contohnya Pneumoconiosis. Pneumoconiosis juga dikenal sebagai penyakit paru-paru hitam,
penyakit kronis adalah umum pada para penambang batubara dan disebabkan oleh bernapas
dalam debu batu bara.
3.
Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu
kondisi yang sudah ada sebelumnya, contohnya asma.
4.
Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah
pekerjaan, contohnya Karsinoma Bronkhogenik atau disebut juga kanker paru.
Faktor-faktor yang
menyebabkan Penyakit Akibat Kerja sangat banyak, tergantung dengan bahan yang
digunakan pada saat proses kerja, lingkungan kerja ataupun cara kerja, sehingga
tidak mungkin disebutkan satu per satu. Namun pada umumnya faktor yang menyebabkan penyakit akibat kerja
dapat dapat dikelompokkan menjadi 5 golongan yaitu :
1.
Golongan fisik : suara (bising),
radiasi, suhu (panas/dingin), tekanan yang sangat tinggi, vibrasi, penerangan
lampu yang kurang baik.
2.
Golongan kimiawi : bahan kimiawi yang digunakan
dalam proses kerja, maupun yang terdapat dalam lingkungan kerja, dapat
berbentuk debu, uap, gas, larutan, awan atau kabut.
3.
Golongan biologis : bakteri, virus atau
jamur
4.
Golongan fisiologis : biasanya
disebabkan oleh penataan tempat kerja dan cara kerja
5.
Golongan psikososial : lingkungan kerja yang
mengakibatkan stress.
Penegakan diagnosis Penyakit Akibat Kerja masih
merupakan masalah di Indonesia. Diperlukan minat dan pengetahuan yang khusus
untuk dapat menegakkan diagnosis Penyakit Akibat Kerja. Untuk mengatasi masalah
tersebut, selain perlu ditingkatkan pendidikan bagi
dokter dalam bidang kedokteran kerja, juga perlu dikembangkan suatu sistem
rujukan, baik di tingkat nasional maupun daerah. Dikembangkannya klinik-klinik
Kedokteran Kerja di Indonesia dapat membantu permasalahan yang dihadapi.
(Kelompok 2)
Bahan Kimia Allergic
Apa bahaya dari bahan kimia?? Salah satu bahaya dari bahan kimia adalah menyebabkan alergi. Zat kimia yang dapat menimbulkan respon yang menyerupai alergi (allergie-like response) pada orang yang terpapar zat-zat kimia secara berulang. Salah satu penyakit akibat alergi adalah dermatitis kontak alergi.
Dermatitis kontak pada umumnya ada
dua, yaitu Dermatitis Kontak Alergi (DKA) dan Dermatitis Kontak Iritan (DKI). Kedua jenis tersebut
kadang-kadang sangat sukar dibedakan secara klinis, meskipun keduanya berbeda
dalam patogenesis yang mendasarinya. Insidens dermatitis kontak iritan lebih
tinggi dibandingkan dengan dermatitis kontak alergik.
Pada artikel kali ini yang dibahas hanya
Dermatitis Kontak Alergi (DKA) karena berhubungan dengan alergi akibat terpapar
bahan kimia. Dermatitis kontak
alergi adalah suatu
dermatitis atau peradangan kulit yang timbul setelah kontak dengan alergen
melalui proses sensitasi(R.S. Siregar : 109. 2002). Dermatitis kontak alergi
merupakan dermatitis kontak karena sensitasi alergi terhadap substansi yang
beraneka ragam yang menyebabakan reaksi peradangan pada kulit bagi mereka yang
mengalami hipersensivitas terhadap alergen sebagai suatu akibat dari pajanan
sebelumnya(Dorland, W.A. Newman : 590. 2002). Gejala yang umum dirasakan
penderita adalah pruritus yang umumnya konstan dan seringkali hebat (sangat
gatal). DKA biasanya ditandai dengan adanya lesi eksematosa berupa eritema,
udem, vesikula dan terbentuknya papulovesikula; gambaran ini menunjukkan
aktivitas tingkat selular. Vesikel-vesikel timbul karena terjadinya spongiosis
dan jika pecah akan mengeluarkan cairan yang mengakibatkan lesi menjadi basah.
Mula-mula lesi hanya terbatas pada tempat kontak dengan alergen, sehingga corak
dan distribusinya sering dapat meiiunjukkan kausanya,misalnya: mereka yang
terkena kulit kepalanya dapat curiga dengan shampo atau cat rambut yang
dipakainya. Mereka yang terkena wajahnya dapat curiga dengan cream, sabun,
bedak dan berbagai jenis kosmetik lainnya yang mereka pakai. Pada kasus yang
hebat, dermatitis menyebar luas ke seluruh tubuh.
Hal yang
perlu diperhatikan pada dermatitis kontak adalah upaya pencegahn terulangnya
kontak kembali dengan alergen penyebab, dan menekan kelainan kulit yang timbul.
Kortikosteroid dapat diberikan dalam jangka pendek untuk mengatasi peradangan
pada dermtitis kontak alergik akut yang ditandai dengan eritema, edema. Bula
atau vesikel, serta ekskluatif, misalnya predinson 30 mg/hari. Umumnya kelainan
kulit akan mereda setelah beberapa hari. Kelainan kulitnya cukup dikompres
dengan larutan garam faal.
Oleh: Laily Nurul A.
6512040116
Pentingnya Data dalam Manajemen Resiko Bahaya
Apa pentingnya sebuah data? Data sangat penting bagi
industri, dimana data tersebut bisa digunakan sebagai informasi ketika terjadi
peristiwa yang sama. Selain itu untuk mendorong, mencegah, dan mengontrol
kecelakaan besar yang melibatkan bahan kimia yang terjadi baik di industri
maupun diluar industri. Database pada kecelakaan
kimia yang ideal harus mengandung lima informasi diantaranya :
kecelakaan kimia penyimpanan data, kecelakaan kimia
tampilan informasi, kecelakaan kimia statistika, kecelakaan kimia presentasi,
dan kecelakaan kimia pendukung keputusan. Kecelakaan kimia penyimpanan data
meliputi sumber data, pemantauan dan pengukuran data, hubungan objek, alamat,
data pengguna pribadi. Kecelakaan kimia tampilan informasi meliputi kemungkinan
untuk mengelola benda yang ditetapkan pengguna seperti folder dari lokasi
pemantauan, daftar penyeleksi data. Kecelakaan kimia statistika meliputi
interpolasi nilai pengukuran, perhitungan waktu kecelakaan, jumlah kecelakaan
dan cidera, kerugian ekonomi, dan kerusakan fisik. Kecelakaan kimia presentasi
meliputi kemungkinan untuk mengakses atau menghasilkan dokumen tematik seperti,
peta, diagram dan laporan. Dan tang terakakhir kecelakaan kimia pendukung
keputusan meliputi simulasi atau prediksi, menyediakan pilihan, dan menetapkan
prioritas.
Di
negara Cina, industri kimia dari awal kemunculan telah menjadi kontroversi
karena mempunyai resiko tinggi yang dibebankan pada keselamatan manusia
dan lingkungan. Hal ini dikarenakan
dalam beberapa dekade terakhir, kecelakaan dengan zat berbahaya dan bahan
kimia berbahaya telah menjadi masalah utama di seluruh dunia dan
telah ditangani melalui perjanjian internasional seperti Konvensi
Rotterdam (1998), Konvensi
Stockholm (2001), Pendekatan Strategis UNEP ke International
Chemicals Management (2006), dan direktif Uni Eropa tentang Pendaftaran,
Evaluasi, Otorisasi dan Pembatasan Chemicals (REACH, 2007). Selain itu melalui Perundang-undangan
dan kebijakan nasional, dan sistem
manajemen industri. Dari penelitian
yang dilakukan oleh Guizhen He, Lei Zhang, Yonglong Lu, dan Arthur P.J. Mol, bertujuan
untuk meninjau
dan menilai sumber data yang ada, manajemen
data pada
risiko kimia di Cina dan beberapa negara lain, untuk menganalisis data pada 976 kecelakaan utama bahan kimia berbahaya di Cina selama 40 tahun
terakhir, dan mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan untuk mengembangkan
manajemen risiko kimia terintegrasi di Cina.
Cina
adalah negara besar yang memproduksi dan menggunakan bahan kimia. Dua dekade terakhir
industri petrokimia telah menjadi salah satu satu industri pilar
perekonomian nasional Cina. Pada
Desember 2009 jumlah total industri petrokimia skala besar dan menengah
di China mencapai 34.600. Kecelakaan
kimia berbahaya secara luas diartikan sebagai
kondisi tidak terkendali dimana terjadi pelepasan
sejumlah bahan
beracun, bahan peledak atau bahan
yang mudah terbakar selama produksi, operasi, penyimpanan,
transportasi, penggunaan dan pembuangan bahan kimia, di mana orang-orang, sifat dan atau lingkungan
terdekat yang terkena dampak serius (keracunan kecelakaan gas beracun
dan kecelakaan eksplosif dalam eksploitasi tambang dikeluarkan). Kecelakaan akibat
bahan kimia yang terjadi diantaranya pada tanggal 3
Juli, adanya racun asam Ting Sungai
di provinsi selatan Fujian karena dengan
kebocoran air limbah, menewaskan hampir dua juta kilogram ikan dan menempatkan
populasi lokal pada risiko berat, pada tanggal 16 Juli, ledakan pipa minyak di Dalian, pada tanggal
28 Juli, ledakan sebuah pabrik plastik di pusat Nanjing, dan pada
tanggal 28 Juli 7000
barel membanjiri Sungai Songhua.
Manajemen
keselamatan kerja adalah praktek sehari-hari untuk industri kimia, bertujuan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan.
Dalam kasus kecelakaan,
respon terhadap keadaan darurat sangat menentukan konsekuensi dan efek dari
kecelakaan. Pada umumnya tanggapan
kecelakaan yang diberikan tertunda sehingga menyebabkan kecelakaan kimia yang
serius. Meskipun sekarang
sebagian besar industri petro-kimia telah membuat rencana tanggap
darurat, banyak rencana yang tidak
dipraktekkan dilapangan. Bila dikelola dengan
buruk, keselamatan kecelakaan kerja juga dapat memiliki efek pada luar kawasan industri
dan berubah menjadi kecelakaan polusi sekunder. Meningkatnya jumlah
kecelakaan kimia dalam beberapa tahun terakhir telah menempatkan isu
manajemen risiko kimia yang tinggi pada publik China dan kebijakan agenda. Serangkaian hukum,
peraturan, dan standar pada
kecelakaan kimia telah diundangkan dan diimplementasikan, termasuk Kerja Hukum Keselamatan Republik
Rakyat Cina (2002),
Peraturan tentang Pengawasan atas Keselamatan Berbahaya Kimia (2002), dan
National Katalog Bahan Berbahaya (GB12268).
Namun, kecelakaan masih tetap terjadi walaupun sudah diatur
dalam perundang-undangan.
Database kecelakaan
kimia dalam sistem manajemen dan
pelaporan yang terintegrasi
sangat penting untuk dimiliki.
Database kecelakaan kimia bisa digunakan
sebagai dasar bagi kebijakan dan pengambilan keputusan oleh nasional dan regulator
internasional, perusahaan keuangan dan asuransi, industri dan publik. Sebagai contoh, sebuah
fitur utama dari The Relational Information
System for Chemical Accidents Database (RISCAD) data kecelakaan diatur sesuai kronologis
dan terkait dengan informasi tambahan seperti proses kecelakaan,
informasi bahaya zat kimia terkait, dan proses produksi kimia. Hasil
Pencarian dapat
ditampilkan sebagai daftar kecelakaan, termasuk rincian kecelakaan, informasi
tambahan, dan atribut zat terkait. Selain itu, hasil dapat dicari dan ditampilkan sebagai
grafik pada
Web browser
(misalnya, dalam kaitannya dengan waktu atau geografi).
AIS
merupakan salah satu database resmi utama untuk semua jenis pekerjaan kecelakaan keselamatan
di Cina, termasuk kecelakaan keselamatan pertambangan batu bara, logam dan kecelakaan
pertambangan non-logam, industri dan komersial perusahaan kecelakaan,
dan kecelakaan kimia. Tetapi pada kenyataan database mendapatkan data dan
informasi dari sumber
yang berbeda, isi dan bentuk kecelakaan tunggal dapat berbeda dalam setiap
database. Sebagai contoh, ketika kita mencari dengan kata kunci "Gan Su"
di tiga database, maka ditemukan
ditiap database informasi
tentang kecelakaan ledakan besar di
Lanzhou Petrochemical Company, Provinsi Gansu, tetapi informasi yang didapatkan berbeda dari
database ke database.
Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa, data
yang ada pada setiap kecelakaan kimia di dunia terutama di cina kurang lengkap sehingga
kurang mendukung untuk digunakan dalam pembuatan kebijakan dan keputusan yang
efektif.
Oleh: Laily Nurul Afifah
6512040116
Penyakit Tendinitis
- Tenosynovitis, yaitu tendinitis di pergelangan tangan
Epicondylitis, yaitu tendinitis di siku.
Gejala-gejala yang muncul dari WMSD ini adalah nyeri seperti terbakar, tendon yang membengkak, jari yang menggeretak atau berderik (crepitus), dan Ganglionic cysts. Tendonitis berkaitan erat dengan pekerjaan yang memerlukan gerakan berulang (seperti penggunaan staple gun), serta gerakan memutar atau memelintir (contohnya pada penggunaan obeng). Peralatan atau perkakas kerja yang terlalu kecil atau terlalu besar untuk ukuran tangan pekerja juga turut menambah tekanan pada tendon.
Oleh: Tri Bagus Setiawan
6512040123