- Home »
- Occupational Disease »
- Bahan Kimia Allergic
Safety Engineering - PPNS - ITS
On Wednesday, June 19, 2013
Apa bahaya dari bahan kimia?? Salah satu bahaya dari bahan kimia adalah menyebabkan alergi. Zat kimia yang dapat menimbulkan respon yang menyerupai alergi (allergie-like response) pada orang yang terpapar zat-zat kimia secara berulang. Salah satu penyakit akibat alergi adalah dermatitis kontak alergi.
Dermatitis kontak pada umumnya ada
dua, yaitu Dermatitis Kontak Alergi (DKA) dan Dermatitis Kontak Iritan (DKI). Kedua jenis tersebut
kadang-kadang sangat sukar dibedakan secara klinis, meskipun keduanya berbeda
dalam patogenesis yang mendasarinya. Insidens dermatitis kontak iritan lebih
tinggi dibandingkan dengan dermatitis kontak alergik.
Pada artikel kali ini yang dibahas hanya
Dermatitis Kontak Alergi (DKA) karena berhubungan dengan alergi akibat terpapar
bahan kimia. Dermatitis kontak
alergi adalah suatu
dermatitis atau peradangan kulit yang timbul setelah kontak dengan alergen
melalui proses sensitasi(R.S. Siregar : 109. 2002). Dermatitis kontak alergi
merupakan dermatitis kontak karena sensitasi alergi terhadap substansi yang
beraneka ragam yang menyebabakan reaksi peradangan pada kulit bagi mereka yang
mengalami hipersensivitas terhadap alergen sebagai suatu akibat dari pajanan
sebelumnya(Dorland, W.A. Newman : 590. 2002). Gejala yang umum dirasakan
penderita adalah pruritus yang umumnya konstan dan seringkali hebat (sangat
gatal). DKA biasanya ditandai dengan adanya lesi eksematosa berupa eritema,
udem, vesikula dan terbentuknya papulovesikula; gambaran ini menunjukkan
aktivitas tingkat selular. Vesikel-vesikel timbul karena terjadinya spongiosis
dan jika pecah akan mengeluarkan cairan yang mengakibatkan lesi menjadi basah.
Mula-mula lesi hanya terbatas pada tempat kontak dengan alergen, sehingga corak
dan distribusinya sering dapat meiiunjukkan kausanya,misalnya: mereka yang
terkena kulit kepalanya dapat curiga dengan shampo atau cat rambut yang
dipakainya. Mereka yang terkena wajahnya dapat curiga dengan cream, sabun,
bedak dan berbagai jenis kosmetik lainnya yang mereka pakai. Pada kasus yang
hebat, dermatitis menyebar luas ke seluruh tubuh.
Hal yang
perlu diperhatikan pada dermatitis kontak adalah upaya pencegahn terulangnya
kontak kembali dengan alergen penyebab, dan menekan kelainan kulit yang timbul.
Kortikosteroid dapat diberikan dalam jangka pendek untuk mengatasi peradangan
pada dermtitis kontak alergik akut yang ditandai dengan eritema, edema. Bula
atau vesikel, serta ekskluatif, misalnya predinson 30 mg/hari. Umumnya kelainan
kulit akan mereda setelah beberapa hari. Kelainan kulitnya cukup dikompres
dengan larutan garam faal.
Oleh: Laily Nurul A.
6512040116