- Home »
- Safety Culture »
- Perlunya Penilaian Tempat Kerja
Safety Engineering - PPNS - ITS
On Tuesday, May 21, 2013
Bagaimana
sih penerapan k3 selain di Indonesia? Bagaimana dengan negara-negara maju seperti
di Eropa? Di Eropa sudah dilakukan banyak penelitian untuk mengetahui apakah k3
sudah diterapkan atau belum baik pada industri besar maupun kecil sejak tahun
1970. Dan sampai beberapa tahun setelah itu ternyata masih banyak sekali perusahaan
kecil yang masih belum menerapkannya, sangat
disayangkan bukan?? mereka bahkan tidak memiliki ahli k3 dalam
perusahaannya. Di Indonesia pada tahun 2011 Kemenakertrans
menggalakkan sosialiasi k3 di kawasan-kawasan industri di Indonesia, terutama
kawasan industri yang beresiko tinggi dan memiliki jumlah pekerja/buruh yang
besar.
Kenapa k3 bisa
begitu penting?? dalam sosialisasinya Kemenakertrans mengatakan bahwa “Dengan berbagai upaya dan kerja sama
sosialiasi penerapan K3 yang dilakukan pemerintah, pengusaha, pekerja dan
masyarakat umum, kita targetkan pada tahun 2015 bisa terwujud
Indonesia berbudaya k3”. Kata beliau.
Untuk mempercepat
pelaksanaan penerapan K3, Bapak Muhaimin menyarankan pendekatan individu yang
dapat memperkuat sikap dan motivasi tentang K3, menyediakan pelatihan K3 serta
memberikan penghargaan kepada karyawan dalam bentuk program insentif.
Dengan begitu, pemerintah
optimis bisa menekan angka kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia. Menurut
Data Kemenakertrans pada tahun 2010 terjadi penurunan kasus kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja dibanding tahun sebelumnya. Tentu itu merupakan hasil
yang positif.
Sampai akhir 2010 terjadi 65.000 kasus
kecelakaan kerja. Sedangkan pada tahun 2009 tercatat 96,314 kasus dengan
rincian 87,035 sembuh total, 4,380 cacat fungsi, 2, 713 cacat sebagian, 42
cacat total dan 2, 144 meninggal dunia.
Kalau
begitu apa bedanya penerapan k3 di Indonesia dengan yang ada di Eropa? Sebenarnya secara garis besar sama saja.
Hanya saja Eropa telah menerapkan k3 lebih dulu dibanding Indonesia. Eropa
sudah mulai mengadakan penelitian tentang sudah berjalannya k3 di industri
mereka atau belum sejak tahun 70an. Sedangkan di Indonesia baru-baru ini saja
ada penggalakkan sosialisasi tentang pentingnya k3.
Tahun 2001 di Eropa,
tepatnya di Denmark telah dilakukan penelitian apakah penerapan k3 sudah
berjalan atau belum. Dan hasil menunjukkan hanya industri besar saja yang sudah
menerapkan k3. Bagaimana dengan industri
kecil?? Pada industri kecil baik itu pengusaha atau karyawannya cenderung
merasa k3 tidak terlalu penting karena kurangnya pengetahuan dasar tentang hal
tersebut, terutama masalah ergonomi. Padahal faktor ergonomi adalah salah satu
faktor penting yang harus diperhatikan saat bekerja. Dalam penelitian tersebut,
peneliti menjadikan pekerja langsung sebagai respondennya. Dan dari kuesioner
ternyata banyak sekali pekerja yang mengeluh pegal-pegal, lingkungan kerjanya
gelap, berantakan, dan bising.
Seperti pada gambar di
atas. Pekerja bisa mengalami pegal-pegal dan merasa cepat lelah karena sikap
tubuh yang salah saat bekerja. kebanyakan keluhan karyawan tidak didengar oleh
atasan. Maka dari itu di Eropa sudah digalakkan wajib k3 sejak dulu kala. Karna
mereka sadar, selain k3 itu penting, adanya ahli k3 di industri-industri bisa
menjadi mediator yang efektif bagi para
pekerja yang ingin mengungkapkan aspirasinya pada petinggi-petinggi di industri
tersebut.
Referensi :
· Applied
Ergonomics, Workplace Assessment : a tool for occupational health and safetY management in small firms?. P.L. Jensen et al./ applied ergonomics 32 (2001).
· www.suarapembaruan.com
Oleh : Ervira F.Z
Nrp : 6512040119