- Home »
- Safety Journals »
- Pembasmi Si Jago Merah
Safety Engineering - PPNS - ITS
On Monday, June 17, 2013
Penulis : Rafi
Berinda / 6511040076 / K3-4C
Dalam beberapa tahun terakhir,
proteksi kebakaran pada
langit-langit yang
tinggi, sebut saja seperti
atrium
hotel,
ruang pameran,
auditorium,
bandara,
terminal dan
arena olahraga, kini telah menjadi perhatian besar di Negara Cina karena terdapat banyak bangunan tinggi yang sedang dibangun pada kota-kota besar di Negeri Bambu tersebut.
Penggunaan sistem Sprinkler tersebut terbatas pada bangunan dengan ketinggian
langit-langit yang kurang dari 12 m, dimana
sesuai dengan Kode Desain untuk Sistem
Sprinkler Nasional Cina. Masyarakat Cina sendiri khawatir apakah
sistem sprinkler otomatis dapat bekerja jika dipasang pada langit-langit yang tinggi. Dan apakah juga akan dapat bekerja cukup awal untuk melakukan pengendalian kebakaran atau tidak. Bahkan beberapa masyarakat Cina meragukan apakah sprinkler akan bekerja.
Untuk menyikapi
masalah tersebut, Hsiang-Cheng
Kung mengajak rekan-rekannya Bo Song, Yi Li, Xin Liu, Liwei Tian, dan Bingjie
Yang untuk bekerjasama melakukan lima pengujian sistem Sprinkler berskala besar
dengan tujuan untuk menyelidiki
bagaimana pengaruh antara ketinggian langit-langit,
jenis sprinkler dan tingkat debit sprinkler pada kinerja sistem sprinkler dalam mengendalikan kebakaran.
Mereka melakukan metode pendekatan desain
berbasis kinerja untuk membenarkan bahwa
hanya dengan menggunakan sistem proteksi kebakaran
pasif itu saja sudah mencukupi, sehingga
sistem pemadam kebakaran aktif sudah tidak diperlukan.
Pengujian yang akan mereka lakukan dilakukan pada tiga ketinggian langit-langit yang berbeda, yaitu :
12 m, 16 m dan 18
m. Dan dengan menggunakan tiga jenis Sprinkler, yaitu : Two Large Orifice (LO) Sprinkler, Extra
Large Orifice (ELO) Sprinkler dan K363 Control Mode Specific Application (CMSA)
Sprinkler.
Bagaimana
hasil pengujian yang mereka lakukan..? Dapatkah sistem sprinkler yang mereka
uji bekerja efektif..? Mari kita simak bagaimana pengujian yang mereka
lakukan.....
Pengujian Pertama mereka lakukan pada
ketinggian langit-langit 12 m dengan menggunakan Sprinkler LO pada tekanan discharge sebesar
0,15 MPa dan tingkat debit
141 L/min. Setelah
pengapian bahan bakar yang mereka lakukan, sprinkler
dinyalakan, tetapi ternyata sangat sedikit air sprinkler yang mencapai tumpukan bahan bakar tersebut dan api tidak terkendali, sehingga
mereka menghentikan pengujian tersebut.
Kemudian
mereka melanjutkan Pengujian Kedua yang dilakukan pada ketinggian
langit-langit 16 m dengan sama menggunakan Sprinkler
LO namun pada tekanan discharge
sebesar 0,25 MPa dan tingkat debit 182 L/min. Mereka
menyalakan sprinkler setelah pengapian, namun perkembangannya
sama dengan Pengujian pertama, hanya saja pada pengujian kedua ini sprinkler
lebih cepat meresponnya.
Karena Pengujian Pertama dan Pengujian
Kedua yang mereka lakukan tidak berhasil, mereka melanjutkan kembali pada
Pengujian Ketiga yang sama pada
ketinggian langit-langit
16 m
dengan menggunakan Sprinkler ELO
pada tekanan
discharge
sebesar 0,15
MPa
dan tingkat
debit
209 L/min.
Setelah
pengapian yang mereka lakukan,
ternyata sprinkler dapat mengeluarkan
air yang cukup banyak, namun kurang
efektif karena api
masih membesar.
Pengujian Keempat dan Pengujian Kelima
sama-sama mereka lakukan pada ketinggian langit-langit
18 m
dengan menggunakan
Sprinkler
K363
CMSA
pada tekanan
discharge
sebesar 0,10
MPa dan
tingkat debit
363
L/min.
Pada pengujian keempat yang mereka lakukan, sprinkler
yang mereka nyalakan
setelah pengapian mulai dapat mengendalikan api
dimana api
hanya membakar
pusat
tumpukan
bahan bakar. Sedang pada Pengujian
Kelima, pengapian
hanya mereka pusatkan pada penyalaan 3
sprinkler yang berlokasi di atas tumpukan bahan bakar dan api dapat
dikendalikan. Mereka memperkirakan
terkendalinya api tersebut adalah karena
diameter
pancaran dari sprinkler
K363
CMSA
yang lebih besar
dan
tingkat debit yang
jauh lebih tinggi,
sehingga api dapat
dikendalikan.
Hasil pengujian yang
telah mereka lakukan menunjukkan
bahwa
Sprinkler
LO
pada debit
141
L/min per
sprinkler
tidak dapat
mengendalikan
api
pada ketinggian
langit-langit 12 m.
Untuk ketinggian
langit-langit 16 m, Sprinkler LO dapat merespon lebih cepat pada debit 182 L/menit per sprinkler
namun tidak efektif dalam mengendalikan api. Dan pada
uji Sprinkler ELO pada debit 209 L/min per sprinkler sedikit efektif dalam mengendalikan api. Sedang untuk ketinggian langit-langit 18 m, Sprinkler K363 CMSA pada debit 363 L/menit per sprinkler baik untuk
mengendalikan dan menekan api karena dapat menghasilkan air yang cukup besar dan
menyediakan tingkat debit yang cukup tinggi. Sehingga penelitian yang telah mereka
lakukan menunjukkan bahwa besar tidaknya air merupakan faktor penting untuk mencapai pengendalian pada kebakaran pada langit-langit
yang tinggi.
REFERENSI :
Kung
Hsiang-Cheng, Li Yi, Liu Xin, Song Bo, Tian Liwei, Yang Bingjie, 2012. Sprinkler
Protection of Non-Storage Occupancies with High Ceiling Clearance, Fire Safety Journal 54, 49–56