Archive for May 2013
Mengapa penerapan Manajemen K3 itu penting?
Sebuah Resume
Jurnal Tetang : Health and safety
management in olive oil mills in Spain (Kesehatan dan keselamatan kerja di
pabrik minyak zaitun di Spanyol)
Negara
Spanyol adalah salah satu negara penghasil minyak zaitun. lebih dari 14% dari lahan pertanian
Spanyol dikhususkan untuk kebun zaitun atau, sebaliknya, lebih dari 25% dari
kebun zaitun di dunia.Dari jumlah tersebut, 2.299.322 ha (lebih dari 93% dari perkebunan
zaitun) yang dikhususkan untuk produksi zaitun untuk Almazara (minyak
zaitun pabrik di Spanyol), yaitu untuk produksi minyak zaitun. Di
negara tersebut produksi minyak 2,2 kali lebih tinggi di bandingkan negara
italia (negara peringkat ke dua dalam produksi minyak zaitun). Informasi
terkini yang diperoleh adalah tentang kesehatan dan keselamatan kerja serta
manajerial dari Industri tersebut tidak begitu bagus (kurang).
Pada
jurnal ini telah di bahas beberapa pembahasan yang perlu kita ketahui tetang
kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja di industri miyak zaitun. Terkait dengan
adanya beberapa kejadian yang berkembang bahwa kebijakan manajemen gagal
memenuhi beberapa persyaratan penting memadai, seperti resiko mengenai paparan
kebisingan, dan langkah-langkah darurat, perwakilan buruh yang terpilih hanya
dalam satu dari tiga pabrik minyak zaitun.
Dari
penelitian yang telah di teliti di
idustri minyak zaitun tersebut. Diperoleh beberapa fakta yakni. Adanya pembagian jadwal shift 2 atau 3 diperlukan
ketika adanya musim panen zaitun. Dengan adanya pembagian shift tersebut juga
menambah tenaga kerja. Dengan cara dengan melakukan outsourcing pada pihak
tertentu. Dan di awasi oleh konsultan eksternal namun tidak semua tindakan
pencegahan dilakukan oleh kosultan tersebut seperti halnya persyaratan yang sesuai pada ergonomi,
psychosociology dan medical check-up. Akibatnya, beberapa masalah sering
diabaikan, terutama yang berhubungan dengan ergonomi dan psychosociology.
Kemudian dari segi
sistem manajemen bahwa adanya beberapa laporan yang dibuat hanya sebagai
formalitas saja seperti Laporan Penilaian Resiko dan juga Rencana Aksi
Pencegahan karena hanya setengah dari pabrik zaitun yang
memiliki program tindakan darurat dan hanya seperlima yang dari mereka
yang seperlima dari mereka mengaku memiliki sumber daya pencegahan (safety
monitor) untuk tugas-tugas atau situasi yang melibatkan risiko khusus. dengan hal ini dapat menjelaskan bahwa
mengapa sebagian besar kecelakan terjadi di pabrik zaitun karena tidak adanya
evaluasi resiko sehingga pencegahan-pencegahan bahaya seperti aktivitas fisik
yang berlebihan atau kontak kulit atau mata dengan zat-zat berbahaya, kurang
begitu diperhatikan.
Dan ternyata bukti-bukti menunjukkan bahwa, seperti
dalam sisa sektor produktif di Spanyol, kebanyakan penyakit akibat kerja di
pabrik minyak zaitun tidak pernah diberitahu. Akibatnya, tidak ada data
yang dapat diandalkan atas insiden yang mempengaruhi kesehatan
pekerja. Dalam hal ini, beberapa survei memperkirakan bahwa di Spanyol
hanya 17% dari kasus penyakit akibat kerja akan diberitahu, 99% dari yang
kurang penting. Meskipun dua kasus realistis kematian akibat penyakit
akibat kerja diberitahukan pada tahun 2004, perkiraan menunjukkan bahwa angka
yang sebenarnya 16.100 kasus. Contoh lain menyangkut tidak dilaporkannya kasus brucellosis kerja. Menurut
beberapa peneliti, kemungkinan bahwa sampai 90% dari jumlah sebenarnya dari
kasus yang tidak diberitahu
Dan juga Sebuah studi yang dilakukan oleh “Centre for
Bahaya dan Risiko Manajemen Sekolah Bisnis Loughborough di 24 perusahaan (15
dari mereka memiliki 20 karyawan atau kurang) menarik mengungkapkan bahwa hanya
9 dari mereka menerapkan kesehatan kerja yang memadai dan kebijakan keselamatan
dan hanya 16 telah melaksanakan yang benar penilaian risiko ( Walker
dan Tait, 2004 ). Hasil serupa telah diperoleh
dalam penelitian yang dilakukan pada perusahaan manufaktur ( Rubio-Romero
dan Benavides, 2002 ), di mana sebagiana besar dari mereka untuk penilaian risiko spesifik dan pelatihan
pekerja untuk menghadapi risiko terbukti tidak memadai.
Di lain sisi,
variasi tinggi pada jumlah pekerja selama setahun juga merupakan alasan untuk
dipertimbangkan. Alasan-alasan ini membuat integrasi kebijakan kesehatan
dan keselamatan sulit dalam pabrik minyak zaitun. Kemudian Mereka harus menyediakan alat yang
tepat untuk menganalisis risiko kerja mereka dan merencanakan kegiatan
pencegahan konsekuen. Untuk Mengetahui dampak studi ini pada sektor ini. Karena sampai
sekarang tidak ada data yang spesifik atau studi telah tersedia pada kesehatan
dan standar keselamatan pengelolaan pabrik minyak zaitun.
By: Grisma Fistalika Huda
NRP: 6512040105
Muskuloskeletal Merupakan Silent Killer pada Perawat
Tahukah anda apa itu Muskuloskeletal ?
Muskuloskeletal adalah sistem kompleks yang melibatkan otot-otot dan kerangka
tubuh, termasuk sendi,
ligamen,
tendon,
dan saraf.
Banyak penyakit yang berhubungan dengan muskuloskeletal, diantaranya
osteomalacia, scoliosis, osteo mielitis, osteo arthtritis, rheumatoid,
spondylitis, strains, dislokasi dan sublukasi, kelainan otot bahkan kanker
tulang. Penyakit – penyakit tersebut disebut dengan muskuloskeletal disorder
(MSDs). MSDs disebabkan karena dilakukannya pekerjaan yang berulang –ulang dan
tidak ergonomi. Kebanyakan dari kita, tidak mengetahui seluk beluk MSDs.
Sehingga kita sering mengabaikan sikap ergonomi saat bekerja ataupun
beraktifitas, dan akibatnya tanpa disadari MSDs menyerang kita.
Apakah anda seorang perawat ? jika iya,
maka anda harus lebih berhati – hati karena di Amerika Serikat didapatkan data
bahwa penyakit ini sering menyerang para perawat, bahkan tingkat kecelakaan
kerja dan PAKnya lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja pada industri swasta.
Penelitian tersebut melibatkan 16 laki-laki dan 2 perempuan. Di dalam
penelitian mereka melakukan pekerjaan para perawat. Seperti mendorong dan
menarik alat, reposisi atau mengubah pasien dan mentransfer pasien masuk dan
keluar dari tempat tidur secara manual.
Pada saat penelitian tubuh peserta
dipasang alat, yaitu elektromiografi dan Nasa Task Load Index. Permukaan
elektromiografi digunakan untuk penilaian obyektif kelelahan neuromuskuler dan
NASA Task Load Index (TLX) digunakan untuk mengukur beban kerja subyektif. Dari
penelitian tersebut diketahui bahwa pekerjaan yang dilakukan para perawat dapat
menyebabkan kelelahan neuromuskuler otot leher atau MSDs.
Pekerjaan yang berhubungan dengan nyeri
leher diyakini memiliki etiologi multidimensi. Di antara para perawat,
faktor risiko yang sering dikaitkan terdiri dari tuntutan fisik dan psikososial.
Selain kelelahan otot leher yang diderita, petugas kesehatan juga mengalami
tingkat stres psikososial yang tinggi karena adanya faktor-faktor seperti
kelebihan kognitif, bekerja di bawah tekanan waktu, konflik dengan pasien dan
keluarga pasien, perbedaan pendapat dengan manajemen, perbedaan pendapat dengan
dokter , dan hubungan dengan pasien yang menderita dan kematian.
Dapat disimpulkan bahwa gabungan
kelelahan fisik dan psychosocial stres akan memicu kelelahan otot dini, yang
dapat menyebabkan kelelahan dan peningkatan risiko gangguan muskuloskeletal.
Oleh: Septya Muna Sahara
NRP: 6512040120
Seberapa Pentingkah Sebuah Pertanda?
Ditulis
oleh : Ismi Solikhatun
Mahasiswa
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
Jurusan
Teknik Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Tahukah
kalian arti penting sebuah pertanda dari
suatu kejadian itu? Terutama pada sistem perkeretaapian
bawah tanah?
Seperti
kita ketahui, banyak kota kota besar di dunia mempunyai system kereta api bawah
tanah atau subway station yang memberikan altenatif transportasi yang nyaman
dan aman bagi penumpangnya. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan oleh semakin meningkatnya populasi di dunia
menyebabkan negara-negara besar mulai berlomba-lomba membangun jalur rel kereta api bawah tanah
yang lebih luas. Jika demikian, hal ini pastinya akan mempengaruhi kinerja yang
bersangkutan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja. Maka dari itu, diperlukan suatu tindakan pencegahan lebih dini
untuk mencegah terjadinya bahaya yang tidak terduga. Kita bisa mengenali bahaya
jika kita mengetahui apa itu sebuah pertanda kejadian. Pertanda bukanlah suatu objek ataupun benda hidup.
Pertanda adalah suatu kejadian yang mengawali segala sesuatu itu. Pertanda
dalam suatu kejadian dalam hal ini biasa disebut dengan prekursor.
Setiap kecelakaan dan kematian yang terjadi akibat suatu pekerjaan harus
diidentifikasi risiko dan potensi bahaya dari
sebuah prekursor tersebut.
Gambar 1: peta persebaran stasiun kereta api bawah tanah
Dengan
menurunkan frekuensi prekursor, kemungkinan jumlah insiden dan kecelakaan
akibat kereta api dapat dikurangi. Untuk
mengurangi resiko
tersebut maka dibutuhkan sistem keamanan yang bertujuan menangani perilaku,
sikap budaya, teknis, operasional dan metodologikal elemen. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Miltos
Kyriakidis, Robin Hirsch dan Arnab Majumdar, mahasiswa Imperial college di London dengan
memberikan kuisioner kepada pihak stasiun kereta api bawah tanah. Terdapat 27
prekursor yang dianalisis selama periode 2002-2009 dan hasilnya jatuh dalam
enam kategori yaitu : kinerja manusia, kegagalan teknik, penumpang, kebakaran,
tindakan berbahaya dan tindakan manajemen. Untuk menilai tingkat keselamatan pada sistem
kereta api bawah tanah dapat
dilakukan dengan memberikan sebuah kuisioner yang menyangkut tentang publikasi
laporan keselamatan, periodisitas dan pemantauan keamanan, prioritas insiden
terkait dengan keselamatan, upaya untuk mengurangi risiko dan menghindari
insiden, deskripsi prosedur keselamatan dan pemantauan risiko yang masih
tertinggal.
Gambar 2 : stasiun kereta api
bawah tanah di New York City, AS
Skor
yang didapatkan merupakan pengumpulan tingkat
keselamatan sistem perkeretaapian bawah
tanah. Berdasarkan skor tersebut maka untuk
meningkatkan sistem keselamatan pada perkeretaapian di setiap prekursor yang
ada dapat dilakukan beberapa hal berikut ini:
1. Memberikan
prosedur operasi, pelatihan dan kontol yang lebih penting daripada perubahan
sikap pegawai.
2. Menerapkan
sistem rekayasa yang baik.
3. Memberikan
fasilitas keamanan atau desain dan manajemen yang baik pada penumpang seperti
layar penunjuk, pintu platform, dan lift tambahan (elevator) sehingga
orang rentan tidak perlu menggunakan
eskalator, diperlukan juga rel panduan di tengah tengah tangga yang lebar agar
pengunjung tidak kebingunan.
4. Membuat
sistem ticketing yang baik untuk mengurangi tindakan ilegalisme dan kecurangan.
5. Memberikan
larangan merokok pada pengunjung atau larangan
membawa bahan yang dapat memicu terjadinya kebakaran.
Dengan
menerapkan beberapa langkah tersebut di atas, maka anda pasti setuju bahwa dapat
dipastikan risiko kecelakaan akibat sistem perkeretaapian yang salah baik dari
pihak manajemen ataupun pengunjungnya
dapat dikurangi. Sehingga dapat
mengurangi biaya kerugian yang akan dikeluarkan pihak manajemennya. Dan pada
akhirnya sebuah prekursor sangat penting dan wajib kita kenali lebih dini sebelum
kecelakaan itu terjadi.
Referensi:
Kyriakidis
M. dkk, 2011. Metro railway safety: An analysis of
accident precursors. Centre for Transport
Studies, Department of Civil and Environmental Engineering, Imperial College
London, London SW7 2AZ, United Kingdom London. Safety sciene 50
(2012) 1535 - 1548
Pengaruh Iklim Psikologis Terhadap Safety Behaviour
Iklim psikologi sangat erat
hubungannya dengan hasil kerja tiap individu, khususnya bagi keselamatan para
pekerja. Iklim psikologi merupakan kondisi yang penting bagi para pekerja
sehari-hari. Hal ini dikatakan penting karena situasi seperti ini sangat
berpengaruh dengan pekerjaan yang dilakukan.
Berdasarkan kuisioner yang diisi oleh
pekerja bidang industri konstruksi ( pekerja terowongan di bawah bagian tengah
Gothenburg ), menyatakan bahwa pekerja konstruksi kerah biru ( N=189 ). Data
dianalisis dengan menggunakan persamaan strukturaltion modeling ( SEM ). Hasil
penelitian menunjukan bahwa iklim psikologis mempunyai hubungan langsung dan
tidak langsung terhadap perilaku keselamatan, dan motifasi keselamatan dan
pengetahuan keselamatan ditemukan menjadi kunci mediator dalam menjelaskan
hubungan ini.
Tujuan utama dari penelitian ini
adalah untuk memprediksi hasil terkait dengan tingkat keselamatan pekerja dalam
rangka memberikan keselamatan yang berharga. Istilah iklim psikologi mengacu
pada presepsi individual dan lingkungan kerja, hal tersebut menunjukkan
hubungannya dengan hasil kerja. Iklim psikologi mencakup dimensi karakteristik
pekerjaan dan peran, karakteristik kepemimpinan, karakteristik workgroup dan
subsistem, karakteristik organisasi.
Jadi, dapat disimpulkan mengapa iklim
psikologis sangat berpengaruh terhadap safety behaviour hal ini dikarenakan
iklim psikologis menyiratkan bahwa individu dapat melakukan karyanya dalam
lingkungan kerja yang mendukung dimana dia merasa nyaman dengan sesama pekerja
dan berbagai ketrampilan yang telah dilakukan diakui oleh pekerja lain. Sistem manajemen juga mempengaruhi iklim
psikologis pekerja. Jadi perlu diadakan latihan kepemimpinan bagi para pekerja
untuk meningkatkan keselamatan di tempat kerja.
Jadi dari semua bahasan diatas dapat
disimpulkan bahwa iklim psikologis mempengaruhi keselamatan di tempat kerja.
Sintya Pangesti Putri
6512040126
Sintya Pangesti Putri
6512040126
Remaja, Kerja, dan Celaka
Pada era modern seperti ini,
kebutuhan manusia akan semakin meningkat. Gaya hidup mereka pun akan berubah
seiring perkembangan jaman. Tidak hanya orang dewasa, tidak sedikit kaum remaja
yang rela menghabiskan uangnya demi memiliki barang-barang yang modern. Oleh
sebab itu, tidak heran banyak remaja yang rela bekerja untuk memenuhi kebutuhan
hidup yang modern seperti saat ini.
Seiring banyaknya kaum remaja yang
bekerja, banyak pula kecelakaan kerja yang terjadi pada para pekerja muda
tersebut. Menurut penelitian di Australia, tidak sedikit pekerja muda di
Australia yang meninggal dunia akibat kecelakaan kerja. Sebayak 17% dari total
pekerja di Australia adalah para pekerja muda, yang usianya berkisar antara
15-24 tahun. Kebanyakan dari mereka bekerja pada bidang perdagangan ritel,
kehutanan, transportasi dan juga sector industry perminyakan. Pada penelitian
kecelakaan pada pekerja muda di Australia ini, data diperoleh dari system
informasi coronial nasional (NCIS) pada juli tahun 2000 hingga juni tahun 2007.
Selama tujuh tahun tersebut, sebanyak 232 remaja terluka akibat pekerjaan.
Ada tiga jenis pekerjaan yang
membedakan disini, yang pertama yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat kerja,
yang kedua yaitu kecelakaa yang terjadi diluar tempat kerja, dan yang terakhir
adalah kecelakaan yang terjadi akibat proses pekerjaan. Kecelakaan di tempat
kerja merupakan penyumbang terbesar kematian pada pekerja muda, yaitu 148
orang. Sedangkan untuk kecelakaan diluar tempat kerja dan kecelakaan akibat
proses pekerjaan masing-masing menyumbang 67 dan 17 orang. Dalam hal ini kita
dapat melihat bahwa kecelakaan di tempat kerja merupakan faktor paling tinggi
penyumbang kecelakaan pada pekerja muda di Australia. Hal ini disebabkanoleh
faktor-faktor resiko yang dibuat oleh para pekerja sendiri, termasuk masa
singkat bekerja, bekerja tidak sesuai aturan, pelatihan yang tidak memadai,
kurangnya pengawasan, dan juga faktor pengalaman yang kurang. Mengapa hal ini
bias terjadi ? hal ini disebabkan oleh faktor remaja tersebut, karena pada usia
remaja seseorang cenderung masih ingin mencoba hal-hal baru, hal itu akan
menyebabkan mereka akan mudah berganti tempat kerja yang akan berpengaruh pada
kinerja mereka di tempat kerja. Hal itu akan mengakibatkan pula para pekerja
akan lebih sering beradaptasi pada pekerjaan barunya yang memiliki resiko
pekerjaan yang berbeda-beda pula. Selain itu, para pekerja muda biasanya kurang
memerhatikan peraturan yang ada dan juga kurang berhati-hati dalam bekerja,
akibatnya banyak terjadi kecelaaan yang terjadi. Yang kedua yaitu kecelakaan di
luar tempat kerja. Pada kecelakaan ini, sekitar 90% disebabkan oleh mekanisme
yang berhubungan dengan transportasi. Dalam hal ini, tingkat kehati-hatian dan
kesadaran akan aturan-aturan yang ada perlu ditingkatkan dikalangan pekerja
muda agar bisa menekan tingkat kecelakaan yang terjadi. Yang terakhir yaitu
kecelakaan akibat proses pekerjaan. Pada kecelakaan ini, korbannya bukanpara
pekerja sendiri, melainkan orang-orang yang berada pada lingkungan proses
pekerjaan yang ada. Dari data penelitian, pada kecelakaan akibat proses
pekerjaan menyumbang korban yang paling sedikit, tetapi kecelakaan ini
seharusnya bisa dihindari dengan cara meningkatkan pengawasan pekerjaan
terhadap lingkungan sekitar.
Dari penelitian tersebut, di dapat
bahwa kematian pekerja muda banyak terjadi pada laki-laki, yaitu sebanyak 89%.
Penelitian menunjukkan bahwa kecelakaan tertinggi terjadi disebabkan oleh
paparan pekerjaan beresiko tinggi. Pekerjaan beresiko tinggi bagi para pekerja
antara lain yaitu pertanian, kehutanan dan perikanan industry, transportasi,
pos dan industry pergudangan, dan sektor industry pertambangan. Jadi, untuk
menekan terjadinya kecelakaan pada pekerja muda tersebut, perlu di tingkatkan
pelatihan terhadap para pekerja, dan juga kesadaran akan aturan-aturan yang
ada. Se;ain itu kehati-hatian juga perlu ditingkatkan, dan juga pengawasan
terhadap lingkungan kerja juga perlu ditingkatkan agar tidak terjadi kecelakaan
terhadap orang-orang yang ada di sekitar tempat kerja.
Oleh: M. Ludfi
NRP: 6512040122
Apa sih Manajemen Keselamatan dan Kesehatan?
Kenalan dulu yuk sama yang namanya
manajemen. Yupss. . manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno management yang
berarti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen juga merupakan proses
perencanaan dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif
dan efisien. Selanjutnya Keselamatan dan Kesehatan, tentu sudah tau semua dong
apa itu keselamatan dan kesehatan.
Sudah bukan hal yang baru manajemen
keselamatan dan kesehatan diberlakukan disuatu perusahaan didunia. Dalam hal
ini kita mengambil contoh manajemen keselamatan dan kesehatan di Negara Inggris
dan Spanyol. Manajemen keselamatan dan kesehatan di Inggris diperkenalkan pada
tahun 1992 sedangkan di Spanyol pada tahun 1995. Awalnya dikedua Negara
tersebut sebagian besar para pekerja di perusahaan kurang memperdulikan
keselamatan dan kesehatan mereka dalam bekerja. Oleh karena itu untuk
menciptakan rasa peduli terhadap keselamatan dan kesehatan pada diri mereka
dilakukanlah metode kuesioner yang dibagikan pada UKM (Usaha Kecil Menengah) di
Inggris dan Spanyol. Kuesioner ini meliputi:
a)
Informasi tentang perusahaan
b)
Pendekatan manajemen
keselamatan dan kesehatan
c)
Partisipasi dalam skema
akreditasi manajemen sukarela
Hasil dari kuesioner tersebut antara lain
71 respon yang diterima dari survey Inggris dan 39 dari survey spanyol. Survei
ini berusaha untuk mengukur kesadaran keselamatan dan kesehatan dengan
menanyakn kepada responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesdaran
adalah dua kali lebih besar. Hasil yang diperoleh disini tampaknya menunjukkan
pandangan positif.
Nahh, darisini kita tau bahwa kesadaran
para pekerja di perusahaan sekitar Inggris dan Spanyol awalnya masih kurang.
Dan saat ini setelah dilakukan kuesioner maka dampak positif berupa kepedulian
mereka akan keselamaan dan kesehatan lebih besar lagi. .
Riski Indana
6512040097
Budaya keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan minyak
Apa
sih budaya itu ??
Akar
kata budaya adalah kata Latin "Colore", yang berarti mengolah. Budaya
tidak memiliki makna tetap atau luas yang telah disepakati, bahkan dalam
antropologi. "Budaya adalah sebagai sesuatu yang signifikan dan kompleks
karena sulit untuk memahami dan digunakan dengan cara bijaksana"
(Alvesson, 2002).
Budaya dibagi antar orang dan terdiri dari elemen bersama seperti misalnya, bahasa dan sikap yang dimiliki antara anggota kelompok, dan ditransfer antara orang-orang dari satu generasi ke generasi lain. Budaya adalah kompleks dan harus dianalisis pada tingkat yang berbeda untuk bisa dipahami sepenuhnya.
Budaya dibagi antar orang dan terdiri dari elemen bersama seperti misalnya, bahasa dan sikap yang dimiliki antara anggota kelompok, dan ditransfer antara orang-orang dari satu generasi ke generasi lain. Budaya adalah kompleks dan harus dianalisis pada tingkat yang berbeda untuk bisa dipahami sepenuhnya.
Artikel
ini melaporkan penelitian kualitatif wawancara 31 karyawan, dengan bahkan tanpa
adanya tanggung jawab kepemimpinan, yang bekerja di sebuah perusahaan minyak
Norwegia. Merupakan sebuah studi tentang budaya keselamatan dan kesehatan kerja
(HSE) di lingkungan perusahaan minyak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mendapatkan wawasan tentang bagaimana
para pekerja dikonseptualisasikan konsep dan aspek yang berbeda dari
budaya HSE dan ada perbedaan pendapat antar informan. Ada 3 cara yg digunakan
oleh informan. Pertama deskriptif, kedua deskriptif secara negative dan positif
, ketiga menggunakan konsep kausal dan sistemik yang telah digunakan. Hal ini
menggambarkan hasil penting penelitian, manajer, dan karyawan adalah mitra
dalam system hubungan timbale balik dan mereka memiliki peran dan tindakan yang
berbeda dalam pekerjaan HSE.
Penafsiran
ekspresi budaya HSE adalah penting karena mempengaruhi para pekerja yang dengan
tanpa tanggung jawab kepemimpinan berhubungan dengan budaya keselamatan dan
kesehatan kerja di lingkungan perusahaan minyak dan isu – isu dilingkungan kerja.
Diusulkan bahwa budaya HSE deselidiki lebih rinci dan interaksi keselamatan dan
kesehatan juga isu – isu di lingkungan kerja dan bagaimana mereka
diprioritaskan dalam hubungan satu sama laindalam hubungannya dengan tujuan
organisasi lainnya. Misalnya produktivitas, keuangan, bisa menjadi perkembangan
penting dari pemahaman kita tentang bagaimana organisasi social menjawab
mendefinisikan dan mengartikulasikan nilai-nilai mereka dan melakukan bisnis
mereka.
Putri Ayu Kusumaningtyas
6512040109
6512040109
CBR (cased based reasoning) Metode Klasik solusi Keselamatan Transportasi Modern
Di Negara maju transportasi modern misalnya seperti kereta bawah tanah memiliki peranan yang sangat penting dalam masyarakat karena turut menggerakkan roda perekonomian dan mobilitas masyarakat. Melalui jasa transportasi, diselenggarakan kegiatan angkutan barang, penumpang dan jasa lainnya dari suatu daerah kedaerah lainnya. Untuk itu, dikembangkan Sistem Manajemen Keselamatan yang efektif mengendalikan bahaya kecelakaan dan meningkatkan angka keselamatan.Sebuah kecelakaan adalah kombinasi logis dan kronologis dalam system operasi atau kegagalan komponen (sistem fisik, lingkungan atau pekerja) yang mengarah ke acara berbahaya.Metode case based reasoning adalah salah satu metode untuk membangun sistem pakar dengan pengambilan keputusan dari kasus yang baru dengan berdasarkan solusi dari kasus – kasus sebelumnya. Konsep dari metode case based reasoning ditemukan dari ide untuk menggunakan pengalaman – pengalaman yang terdokumentasi untuk menyelesaikan masalah yang baru. Para pengambil keputusan kebanyakan menggunakan pengalaman – pengalaman dari pemecahan masalah terdahulu untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi sekarang.Ada empat tahapan dalam metode CBR yaitu:
Retrieve (memperoleh kembali) kasus atau kasus-kasus yang
paling mirip.
Task ini dimulai dengan pendeskripsian satu/sebagian masalah dan berakhir apabila telah ditemukan kasus sebelumnya yang paling cocok mengacu pada identifikasi fitur, pencocokan awal, pencarian, dan pemilihan.
Task ini dimulai dengan pendeskripsian satu/sebagian masalah dan berakhir apabila telah ditemukan kasus sebelumnya yang paling cocok mengacu pada identifikasi fitur, pencocokan awal, pencarian, dan pemilihan.
Reuse (menggunakan) informasi dan pengetahuan dari kasus tersebut untuk
memecahkan permasalahan.
Proses reuse dari solusi kasus yang telah diperoleh dalam konteks kasus baru difokuskan pada dua aspek yaitu:
- perbedaan antara kasus yang sebelumnya dan yang sekarang
- bagian apa dari kasus yang telah diperoleh yang dapat ditransfer menjadi kasus baru
Proses reuse dari solusi kasus yang telah diperoleh dalam konteks kasus baru difokuskan pada dua aspek yaitu:
- perbedaan antara kasus yang sebelumnya dan yang sekarang
- bagian apa dari kasus yang telah diperoleh yang dapat ditransfer menjadi kasus baru
Revise (meninjau kembali/memperbaiki) usulan solusi.
Fase ini terdiri dari dua tugas, yaitu :
- Mengevaluasi solusi kasus yang dihasilkan oleh proses reuse. Jika berhasil, maka dilanjutkan dengan proses retain,
- Jika tidak maka memperbaiki solusi kasus menggunakan domain spesifik pengetahuan.
Fase ini terdiri dari dua tugas, yaitu :
- Mengevaluasi solusi kasus yang dihasilkan oleh proses reuse. Jika berhasil, maka dilanjutkan dengan proses retain,
- Jika tidak maka memperbaiki solusi kasus menggunakan domain spesifik pengetahuan.
Retain (menyimpan) bagian-bagian dari pengalaman tersebut yang mungkin
berguna untuk memecahkan masalah di masa yang akan datang.Proses ini terdiri
dari memilih informasi apa dari kasus
yang akan disimpan memori.
Dalam
pengidentifikasian kasus kecelakaan
selalu menggunakan prekursor yang sama Karena dari pre kursor yang sama
cenderung menghasilkan kecelakaan serupa karena urutan kecelakaan serupa.
Mencari prekursor termasuk dari catatan kecelakaan yang telah terjadi merupakan
cara penting dalam mencegah kecelakaan yang serupa di masa depan karena
precursor yang sama adalah sistem peringatan dini untuk kasus kecelakaan serupa
Disusun oleh: M. Tanwir Ashidiqi
NRP: 6512040118
Disusun oleh: M. Tanwir Ashidiqi
NRP: 6512040118
Dampak Kecelakaan kapal
Ditulis oleh : Arum Faizatul Umami
Mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
Jurusan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
|
Blessing dan MT Nagasak Spirit yang
menumpahkan 13000 ton minyak. Kasus seperti itu, terjadi
juga di Korea, dimana kecelakaan di Indonesia tidak seberapa besar jika
dibandingkan dengan kecelakaan di Korea. Kecelakaan terjadi pada tanggal 7 Desember 2007 di pantai barat Republik
Korea antara Kapal Tongkang dan kapal MT Hebei Sprit (MTHS). Pada waktu itu, kapal Tongkang membawa crane yang kemudian
menghantam kapal tanker minyak MT Hebei Sprit
(MTHS) di Laut Kuning lepas pantai barat Republik Korea (sekitar 10 km lepas pantai) pada pukul
07.00 waktu setempat. Dapatkah Anda bayangkan?
Gambar 2. Perairan laut korea tercemar oleh tumpahan minyak
Kecelakaan itu telah dicatat sebagai tumpahan minyak terburuk di Korea. Mengapa? karena begitu besarnya dampak yang ditimbulkan
akibat kejadian itu. Tak lama dari kejadian tersebut, laut terpenuhi oleh
minyak yang tumpah dikarenakan kebocoran pada kapal MTHS. Dampak yang ditimbulkan
akibat kejadian tumpahan minyak mentah menambah parah tingkat konsentrasi
O3 di daerah sekitarnya. Tumpahan diperkirakan mencapai 12.547 ton. Dampak lain dari tumpahan minyak mentah yaitu pencemaran lebih dari 150 km garis pantai daerah pesisir Tae An Gun National Park dan Tae An City. Ternyata, tumpahan minyak juga
berdampak langsung pada manusia. Setelah kecelakaan itu, total sekitar 40.000 orang per hari (termasuk penjaga pantai, tentara, warga, dan relawan) berpartisipasi dalam kegiatan pembersihan tumpahan tersebut dan beberapa dari mereka dilaporkan mengalami gangguan kesehatan seperti gejala sakit kepala, mual, pusing, muntah dan iritasi pada mata. Begitu banyak
dampak yang ditimbulkan dari kecelakaan tersebut.
Gambar 3. Pembersihan tumpahan minyak Gambar 4. Akibat membersihkan tumpahan
minyak
Setelah
kejadian itu, dilakukanlah investigasi lebih mendalam tentang dampak lebih
lanjut tumpahan minyak untuk beberapa bulan ke depan. Pengevaluasian dampak dari tumpahan kapal tanker minyak pada kualitas udara (khususnya, konsentrasi O3) di
sekitar daerah pesisir. Bagaimanakah
hal itu dilakukan? Ternyata, evaluasi menggunakan pemodelan numeric yang diaplikasikan pada dua situasi ekstrim yang dapat mewakili kondisi atmosfer (1) tumpahan minyak yang nyata (OS) episode (7
Desember 2007: setelah kecelakaan) dan (2) scenario dengan fotokimia (AP) episode aktif selama musim panas 2008 (6 Agustus 2008: simulasi cuaca panas kondisi). Mengapa
demikian? Kondisi
AP disimulasikan untuk langsung menilai dampak reaksi fotokimia terhadap kualitas udara suatu daerah tumpahan minyak dengan asumsi bahwa besarnya sama dengan tumpahan minyak terjadi di musim panas. Pengaruh lingkungan parameter (misalnya,
kecepatan angin, suhu air laut, dan salinitas) bersama dengan informasi jenis minyak yang kemudian diterapkan dalam kimia model transport 3-D. Produksi fotokimia O3 di musim dingin hanya setelah kecelakaan relatif signifikan akibat aktivitas fotokimia yang sangat rendah. Produksi fotokimia O3 simulasi di bawah kondisi cuaca musim panas di perkirakan menjadi signifikan karena terjadi di sekitar daerah pesisir, sehingga dapat mengubah tingkat O3 yang juga tergantung pada kondisi meteorologi.
Pembentukan O3 di lingkungan laut dapat lebih tergantung pada emisi NOx, terlepas dari komposisi VOC dipancarkan. Bagaimanakah jika sebuah tumpahan minyak akibat pelepasan minyak mentah dari kapal tanker, platform lepas pantai, rig pengeboran dan sumur dapat memancarkan kuantitas raksasa VOC ke atmosfer laut? VOC dipancarkan kemudian dibawa kedaerah pesisir terdekat bersama angin darat dan dengan demikian dapat berkontribusi untuk produksi fotokimia
O3 pada daerah sekitar tumpahan.Tingkat penguapan fraksi-fraksi hidrokarbon volatile minyak mentah merupakan estimasi berdasarkan fraksi molar minyak mentah dan perpindahan massa koefisien minyak dari kapal dapat mempengaruhi kualitas udara sekitar, dan itu telah terbukti bahwa udara di sekitar tumpahan lebih panas dari pada daerah
yang
tidak terkena tumpahan minyak dikarenakan penguapan dari minyak mentah tersebut mempengaruhi kondisi lingkungan sekitar.
Referensi :
Sang Keun Song, dkk.2011. An Oil Spill Accident and its Impact on Ozone Level in the Surrounding
Coastal Region. Atmospheric Environment 45 1312-1322