Popular posts

What we wrote..

We're learn, write, act, then apply

SECOND

You're visitor to

Powered by Blogger.

Followers

WE ARE...

My photo
Surabaya, East Java, Indonesia
Safety Engineering at Surabaya Shipbuilding State of Polytechnic

Search what you want to find! Enjoy.

Safety Engineering - PPNS - ITS On Tuesday, May 21, 2013



            Konstruksi merupakan salah satu industri yang paling berbahaya di seluruh dunia yang mana dapat menyebabkan beberapa kecelakaan, kematian, cedera pekerja, penyakit akibat kerja serta kerugian berat lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Membina budaya keselamatan pada konstruksi sangat penting. Mengapa demikian? Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kinerja keselamatan kerja di lokasi konstruksi dan meminimalisasi adanya kecelakaan kerja.
Di artikel ini akan membahas mengenai perkembangan berbagai model budaya keselamatan
Sebelum sampai ke model SCI (Safety Culture Interaction)  ada beberapa model budaya keselamatan yang pernah dipakai dalam suatu industri.
1.      Teori Belajar Sosial dan Teori Kognitif Sosial
Teori ini merupakan teori pertama yang menjelaskan fungsi psikososial dalam faktor individu dan faktor lingkungan dalam keterlibatan perilaku pribadi (Bandura, 1997dan Bandura,1986). Teori ini menjelaskan hubungan orang, lingkungan (situasi) dan perilaku dalam model timbal balik. Psikososial menjelaskan hubungan timbal balik antara lingkungan dengan perilaku manusia( kognitif).

2.      Model Budaya Keselamatan Sosio Teknis
Untuk menghubungkan manajemen keselamatan, budaya keselamatan dan sistem sosio teknis secara lebih baik, model sosio teknis dikembangkan untuk menyajikan interaksi orang, teknologi, dan organisasi dalam hubungannya dalam keselamatan (Grote dan Kunzler, 2000). Pada model ini lebih berkembang dbandingkan dengan teori Belajar sosial dan teori Kognitif. Model ini pernah diterapkan pada babrik petrokimia dengan mempertimbangkan ciriciri industri dan organisasinya. Kemudian model ini diterapkan pada model budaya pada konstruksi.

3.      Konsep Total Budaya Keselamatan
Konsep ini menghubungkan faktor lingkungan, faktorpribadi dan faktor perilaku. Tiga faktor tersebut harus saling berinteraksi membentuk konsep segitiga yang disebut “Keselamatan Triad”. Namun dalam konsep ini interaksi antara ketiga aktor belu  m berjalan baik, sehinga muncul model budaya keselamatan yang lebih maju lagi.



Gambar. 1. Model total budaya keselamatan ( Geller, 1996 )

4.      Model Budaya Keselamatan Resiprocal
Pada model ini mempunyai tiga sasaran penelitian, yaitu iklim kerja, perilaku keselamatan, keamanan dan sistem manajemen keselamatan. Model ini sudah terjadi hubungan interaktif antara konstruksi psikologis (orangnya), lingkungan (situasi) dan perilaku. Sehingga untuk menganalisa dan mengukur budaya keselamatan pada setiap lokasi konstruksi bisa deketahui dengan lebih mudah.



Gambar. 2. Model budaya keselamatan Reciprocal

5.      Model Konstruksi Keselamatan Budaya
Choudhry et al. (2007a) mengusulkan Model Konstruksi Keselamatan Budaya dengan memasukkan iklim, perilaku keselamatan keamanan dan sistem manajemen keselamatan sebagai tiga sasaran penelitian dalam Gambar. 3. Model ini hampir sama dengan Model Budaya Keselamatan Resiprocal, yaitu hubungan interaktif antara konstruksi psikologis dan persepsi, lingkungan dan situasinya dan perilakau. Kondisi yang terjadi  yaitu menghubungkan lingkungan dalam Model Reciprocal dalam pelaksanaan proyek  konstruksi.



Gambar3. FSC-gelombang dari sisi s Model budaya keselamatan konstruksi ( Choudhry et al., 2007a)

6.      Model Safety Culture Interacion (SCI) / Model Budaya Keselamatan Interaksi


Gambar. 4.Model  Budaya Keselamatan Interaksi (SCI model)
Model terbaru yang dikenalkan ini menyajikan suatu budaya yang berbeda dengan model-model sebelumnya.
            Pada model SCI ini, Interaksi antara pemilik, kontraktor dan subkontraktor berjalan dengan seimbang sebagai pemegang peran penting atau pemain utama dalam mengatur budaya keselamatan untuk proyek konstruksi dengan ruang lingkup lingkungan, persepsi dan perilaku. Dimana pemain utama ini menangani atribut tenaga kerja, manajeen dari proyek budaya keselamatan. Pada model ini menggunakan metode survi iklim kerja dan BBS (Behavior Based Safety) yang artinya perilaku berbasis keselamatan yang digunakan untuk mengevaluasi budaya keselamatan yang terjadi.
            Jadi, SCI ini menggnakan capuran pengembangan teoritis dan pengembangan berbasis kasus telah diusulkan dan diteliti. Dengan tujuan mengembangkan dinamika interaktif antara pemain utama dengan ruang lingkup proyek konstruksi. Sehingga SCI ini merupakan model budaya keselamatan yang perlu dikembangkan untuk meningkatkan budaya keselamatan interaksi pada proyek konstruksi.

Referensi: Dongping Fang, Haojie Wu.2013. Development of a Safety Interaction Culture Interaction (SCI) model for construction projects. Tsinghua- Gammon Construction Safey Research Center, Departemen of Construction Management, School of Civil Engineering, Tsinghua University, Beijing 100084, China.

 Ulfi Rohmanita
Safety and Health Enineering
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments