- Home »
- Safety Journals »
- Kinerja Sprinkler
Safety Engineering - PPNS - ITS
On Monday, June 17, 2013
Penulis : Nafisah Munawaroh / 6511040075 / K3-4C
Fenomena kebakaran merupakan suatu
kejadian yang tidak pernah diingankan setiap orang. Termasuk anda bukan? Kita
tahu berapa banyak kerugian yang dapat ditimbulkan apabila kebakaran itu
terjadi. Harta benda, rumah, kerabat, bahkan nyawa anda sendiri dapat melayang!
Apakah anda tahu?? Apabila dalam kurun waktu 3 menit
saja kebakaran tidak dikendalikan, maka intensitas nyala api akan meningkat dan
menyebar ke semua arah. Pada keadaan ini nyala api diperkirakan mempunyai suhu
yang mencapai 300oC dan terjadi penyalaan api yang disebut Flashover. Jangan anggap remeh keadaan
ini! Karena api sudah tidak bisa dipamkan dalam keadaan ini.
Apakah solusinya??? Semakin bertambah maju jaman, semakin
bertambah maju pula teknologi yang diciptakan. Termasuk alat-alat yang khusus
diciptakan untuk mencegah nyala api semakin membesar apabila kebakaran terjadi.
Salah satunya adalah sprinkler.
Sistem sprinkler merupakan sistem penanggulangan
atau pemadaman kebakaran yang paling efektif dibandingkan dengan sistem hidran
dan lainnya. Sebuah studi di Australia & New Zealand memberikan angka
keberhasilan mencapai 99% (Marryat, 1988). Studi lain di USA (NFPA, 2001) juga menyatakan
bahwa sprinkler mampu membatasi kebakaran pada area of origin pada tingkat 90%
dibanding tanpa sprinkler yang hanya 70%. Oleh karena itu, Semua bangunan di
dunia mempersyaratkan proteksi sprinkler di bangunan tinggi, bahkan sekarang di
USA sudah mulai digalakkan sprinkler untuk perumahan tunggal dengan ketinggian
satu sampai dua tingkat.
Sistem
sprinkler bekerja secara otomatis. Maksudnya ketika terjadi kebakaran, di
lantai akan membentuk asap dan mengapung ke atas. Keadaan seperti itu dinamakan
dengan plume. Bila plume membentur langit-langit, maka
terjadi aliran udara panas secara bebas pada atau dekat dengan langit-langit.
Aliran udara panas ini dinamakan ceiling
jet dan terjadi pada ketebalan maksimum 30 cm dari langit-langit. Bila ceiling jet mengenai kepala sprinkler
maka terjadi perpindahan kalor secara konvektif dari ceiling jet ke elemen sensor panas sprinkler yang menyebabkan
temperaturnya akan naik dan kepala sprinkler secara
otomatis akan mengeluarkan air bertekanan ke segala arah untuk memadamkan
kebakaran atau setidak – tidaknya mencegah meluasnya kebakaran. Elemen
sensor panas ini mempunyai temperatur kerja nominal yang bermacam-macam dari
57°C - 343°C. Untuk hunian apartemen, umumnya digunakan temperatur nominal 57°C
atau 68°C.
Prinsip operasi sprinkler ini sama persis dengan prinsip
operasi detektor panas seperti yang digunakan dalam sistem deteksi dan alarm.
Maka dari itu, bila bangunan telah diproteksi oleh sprinkler maka tidak perlu
lagi dilengkapi dengan detektor panas dan hanya perlu dilengkapi dengan
detektor asap. Mengapa??? Karena fungsi detektor disini bukan lagi sebagai alat
pengendali ataupun pemadam, namun lebih berfungsi sebagai pemberi peringatan
pada penghuni bangunan agar segera menyelamatkan diri.
Namun,
walaupun sistem sprinkler sudah digalakkan dimana – mana seperti di AS yang
diharuskan memasang sistem sprinkler pada setiap hunian perumahan tunggal
dengan ketinggian satu sampai dua tingkat, pada kenyataannya memberikan realita
yang berbeda. Masih banyak stakeholders
(pemilik, bahkan konsultan dan instansi berwenang) menganggap bahwa sprinkler
tidak efektif dan memakan biaya besar, sehingga menggantinya dengan sistem
lain. Terbukti bahwa sprinkler masih dipasang di kurang dari 1% bangunan
perumahan di AS (Butry et al., 2007). Kurang sekali bukan? Apalagi di
Indonesia. Sudah diwajibkan belum ya…
Padahal seperti kita tahu, bahwa manfaat sprinkler
sangatlah besar. coba bayangkan apabila rumah bersprinkler tumbuh kurang lebih
10% saja dari total perumahan yang ada di suatu daerah, maka sudah dapat
berdampak besar terhadap berkurangnya kerugian – kerugian yang akan ditanggung
akibat kebakaran. Selain itu sprinkler juga merupakan penyelamat pertama
apabila kebakaran terjadi sebelum pemadam kebakaran datang. Fakta menunjukkan banyaknya
kejadian kebakaran yang dilaporkan telah padam ketika petugas pemadam tiba di
tempat kebakaran, dan hal ini disebabkan karena sprinkler (NFPA Journal).
Referensi :
Butry,
David T. 2012. Comparing the
performance of residential fire sprinklers with other
life-safety technologies. Accident
Analysis and Prevention48. 480– 494